Hai, Kawan!
aku menyapamu
dari negeri yang belum terlepas dari kemiskinan
yang mendaulatkan diri telah merdeka dari penjajah
bertoleransi tinggi dan berbudi pekerti
negeri yang kaya
hasil alam dan pulau eksotik
menyebut diri
cinta bumipertiwi
mengaku pendidikan harus menjadi nomor satu
Hai, kawan!
aku menyapamu
dari negeri yang sama
negeri bernyawakan suara rakyat
yang telah sepakat
menuju adil sejahtera
duduk bersama di satu meja mufakat
bersatu teguh
tak sampai runtuh
tapi, Kawan..
ada beberapa hal
yang meresahkanku sangat
karena disini kemiskinan semakin menyengat
dikerubungi lalat
pengerat
tetap tak ada yang berani maju mendekat
sebutlah mereka pengecut yang mencari keselamatan sendiri
juga para pahlawan yang maunya merdeka tanpa perlu berjuang
janji-janji kosong para pembohong
ya itulah mereka
wahai 'pemborong'
dan
dalam ratusan tahun ke depan
sudah terprediksikan
ruang hijau sebatas penyekat
yang hadir di lorong-lorong jalan
sebagai ruang darurat
dan kini banyak dari mereka
yang mengaku-ngaku hebat
hingga para cendekia dan ahli-ahli warisnya
belajar berkata-kata hanya sekedar adu debat
jauh dari kesan hangat
menjabat rakyat
begitupun hukum yang berlaku
tanpa serat
Hai, Kawan!
apa kau mendengarkan?
karena masih berdiri aku
mengabarkan
berharap apa yang baru saja kukatakan
hanya akal-akalanku semata
agar aku dapat
menyapamu lebih lama
semoga..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar