tidak cukupkah jiwa-jiwa berkelana mencari sebagian jiwanya yang belum diketemukan untuk saling melengkapi; sebab adalah sebuah kebutuhan jiwa, jika tanpa jiwa lain mengisinya?
perjalanan menggapaimu memang akan panjang, dan akan membuatku berdusta terhadap segala rupa yang mencoba memisahkan kita kembali.
maka jiwaku takkan pernah terlelap.
pengembaraan ini takkan pernah usai.
kehausan ini akan menuntunku menuju ke rumahmu, ke tempatmu dibesarkan.
ke ruangmu dilahirkan.
terpujìlah rahim yang telah mengandung dirimu, kasih.
adalah kau memaknai segala cakrawala mimpi-mimpiku.
jangan kau bawa resah, Kasih.
gelisahku adalah adrenalinku.
yang memacu kala ku berlari,
yang memeluk
kala ku ragu
bukankah itu juga menjadi bukti bahwa memang pernah adanya kisah tentang kita.
rasa yang sedemikian merasuk hingga ke sumsum-sumsumku,
menahbiskan apa yang kukenali dengan nama cinta.
bahkan aku sudah mengenalmu, sebelum kita sempat bersua.
tidak ingatkah dulu di kehidupan sebelumnya, kita diperkenalkan meski bukan untuk dipersatukan?
kejadian yang bagaimana lagi perlu terjadi agar dapat tergambarkan kesatuan antara kita- merupakan hal tak terhindarkan, sekaligus menjadi permohonan terbesar di hati kita.
lalu apakah yang patut kami perbuat selain mengucap segala syukur dan terima kasih telah terwujudnya mimpi-mimpi kami.
Jarak bukanlah syarat menggaris batas langkah-langkah aku menujumu.
keterbatasan tidak menjadi sebuah hambatan berarti untukku temui. Adamu disana, di suatu tempat terasing sekalipun adalah suatu bukti keberadaanku.
aku akan menemukanmu,
tidak sesegera seperti yang kau sangkakan,
juga yang kuharap.
dan kuyakin, akan muncul kekejutan itu, dimana takdir akan mengalah kepada kita. takdir akan luluh, membiarkan kaki-kakiku berjalan 'tuk mencapaimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar