paras cantik
tak seindah
nasib kutuai
menarik ragaku
goda pria berliur
lentik mata
awangkan angan adam
ke neraka
mengapa senyumku
dibalas tatapan
sekali telan
sekujur badan?
tiba nasib
jorok aku
ke jurang tak kukenal
jatuh ke dasar,
mengapa nyawa masih tertinggal?
lukaku..
dibalut perban
rendaman cuka
memarku..
dikompres gumpalan air keras
sakitku..
dibelai
sayatan silet
irisan tipis memanjang
tangisku..
ditepis
gamparan bertubi
tanpa haru
sedihku..
dipeluk hantam
menikam
gaya binatang
mana mampu
diri melawan
meronta?
bergerak pun,
ku tak bisa!
dari ketinggian
kudengar desis picis
manusia sok tahu
'cantik
bersanding dengan
pangeran tampan,
cinderela itu!'
desis tersampai bergaung meraung penuhi ruang jurang..
jurang yang adalah penjaraku
berkedok istana
mata mulai sayub
menahan sembab
tanda tanya
'pujian rayu manakah yang setimpal alam tanpa malam,
kapankah berakhir?
'dosakah kecantikan wanita,
mengapa derita
sakit tak kesudahan?
'lemahku,
dianggap tantangankah?'
'dan cinderela..
akukah itu?'
(tertawa kecil menahan rintihan hati pilu dan sayatan tadi)
'meski aku bukanlah cinderela,
tapi kutahu..
cinderela itu tak pernah ada!
itu hanyalah cerita ibu dulu..
cerita peneman tidurku!'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar