Senin, 01 Maret 2010

Membeli Sebuah Ketenangan

pernah kau membeli sebuah ketenangan?
aku pernah.

seharga enam ribu rupiah

dalam bentuk
sebuah roti keju
kursi di sudut
sesaat milikku

menghirup sekantung suasana
hidupkan aku kembali
dari lelap terjaga

Sebuah Rumah Pernah Kusinggah

sebuah rumah
pernah kusinggah
berbahan kayu
bukan bata

disana
telah kutitip senja

yang kan kupeluk
bila kujumpa

disana
gigil duduk di kursi tua

menunggu malam
tuk kubacakan cerita

perapian hampir padam
setelah kursi itu berhenti bergoyang

jendela pun sesegera beranjak dari tempatnya
menutup kisah tuk dilupa.

Yang Seharusnya

perbedaan antara aku dan kamu
bukankah yang telah menyebut namaku dan namamu secara bergantian?

tapi mengapa
punggung kita yang saling berhadapan kini?
hendak melangkah satu ke timur dan lain ke barat, tanpa sebuah pesan.

bukankah pembeda memang seharusnya ada,

tuk mengartikan namaku dan namamu tanpa sejarah perlu menjelaskannya?

di sisi kananku,
harusnya kamu, bukan?
dan di sisi kirimu,
harusnya aku, bukan?

nyatanya
pembeda
tlah membuat kita berubah


tak kusangka,
tak kauduga.

Apa yang Telah Kau Lihat di Balik Sujudmu?

sesungguhnya apa yang telah kau lihat di balik sujudmu?


mari kita bertukar pandang

luaskan sekat-sekat pembatas

tentang riwayat
yang hendak mengekalkan

seperti tiap kumelihat titik-titik hitam di balik curam matamu yang mengaduh

sambil menyangkali
dirimu

tubi-tubi
lagi.

tangisan yang melebihi jeritan
isak menuang lautan penyesalan

di bulir air mata
yang tidak kau biarkan jatuh
kau sebadani simpuhmu


utuh.

Baiklah Kini, Mungkinkah Nanti?

sepakat, tanda jadi kita
dari situ kita berjabat

hari memulainya dengan kata kita
aku-kamu ditinggalkan di belakang meja

merajut satu demi satu
yang harubirukan kalbu

semenjak itu
adakah merekah?

pesan tlah kita tinggalkan jelas
jejak-jejak kecupan dalam gelas

mata tertutup
seraya menerka
akankah nanti, semua sama?

Sebaiknya

sebaiknya

aku duduk terlebih dahulu
sebelum mengejar ketertinggalan kisah kita

tampaknya

bis yang mengangkut kenangan-kenangan kita itu tidak menyadari kurangnya satu penumpang

ataukah bis itu hendak berbelok arah menuju ke pulau terasing di negeri seberang, dimana belum pernah engkau bayang meski dalam satu tarikan pena pun?
aku tak tahu.
tapi yang kutahu kini,

jarak bis itu semakin menjauh tinggalkan segala tentang kita,
di pangkuan.

Apa Salah kubuat?

baru saja aku menerima kabar

dari gemericik hujan yang jatuh seharian

tentang malam yang tak ingin pernah usai
dari mimpi indahnya

seperti lampu kamarku yang tidak mau dimatikan saat aku hendak tidur
semalaman aku mendengar permohonannya

meminta-minta untuk tetap menyala

tidak rela menahan benderangnya untuk kukekang

apa salah kubuat

saat malam yang tak terjangkau itu
aku hadirkan dalam redupnya lampu?


aku bertanya.

Sungguh, tidak akan pernah Aku Sia-siakan lagi

memilih itu tidak akan menjadi sulit, pilihan tidak akan bercabang banyak, seperti tetaplah akan bergantung pada sebatang pohon yang kokoh. Itulah yang aku rasakan dengan kemunculanmu yang sungguh membuat makna yang tak terjemah ini.
adakah biru di langit, kaulah yang menguaskannya? karena warnanya adalah sama dengan benderang birunya duniaku.
lalu apakah hangat mentari yang melesapku kini merupakan dekapanmu yang erat pada laksana jiwaku, dengan wewangian mawar dan bebunga-bungaan harum yang lain, telah kau tebarkan menyambut kebersamaan kita

seribu tanya kau berucap tuk kau ungkap gelisahmu, seribu kesaksian pula aku lagukan mengiringi segala rinduku.
dapatkah seorang penari bergerak dengan gemulainya tanpa diiringi musik dan suara-suara gendang untuk ketukan pergerakannya?
ah! Maka janganlah kau berhenti memainkannya, karena tidakkah kau melihat bahwa aku sedang asyik menari tanpa ku merasa lelah, juga takut diburui-burui oleh waktu?
inilah saat kita. kinilah masa kita. Untuk kita nikmati menyongsong ruang keabadian kita, disana.




-------



Betapa salam kata-katamu sungguh bukanlah suara yang jauh tak terjangkau. ku dapati semua itu, ketika aku berada di kegelapan yang tergelap sekalipun, aku masih dapat diketemukan olehmu, dalam raga tak berbungkus rasa, dalam jiwa yang tak berbalut asa.
Yang kemudian telah kau papah raga dan jiwaku masuk ke dalam peraduan hatimu yang selalu menghangat. Semenjak itu baru kusadari, aku tidak lagi sendiri. Hari-hari yang kulewati pasti akanlah indah kukecap dalam jam, menit, dan detik-detik atas ruang dan waktu yang memang tercipta untuk kita lakoni.
Mampukah aku berkata-kata melebihi pengetahuanku berbicara, sedang dirimu telah ada sebelum aku sempat memanggilmu?
seperti yang kuyakini kini, inilah wujud terakhirku sebelum aku menjauh dari pengenalan akanmu, aku tersadar bahwa hidup yang sementara ini tidak akan pernah aku sia-siakan lagi.

(surat) untuk Kekasihku

Adalah suatu hal yang tak dapat kuhindarkan, untuk seutuh hati dan jiwaku mencari dahaga cinta untuk menyiram kerontangnya masa silamku di alam ini. Adakah perlu engkau membuat penjelasan mengenai siapakah dirimu dan keinginan terdalammu kepadaku, tatkala aku memang telah diciptakan dan kemudian dibangkitkan dari kuburku terdahulu, yang memang tertuju kepada satu jiwa, yang adalah kerinduan dari jiwa dan hatiku untuk menemuinya?
Meski dahulu hanya di dalam mimpi dan sekarang kesempatan itu telah datang.
Memanggil-manggil namaku. Menggoyang-goyangkan badanku agar aku dapat sesegera terbangun dari lelapku tadi malam, yang selalu berpulas dalam anganku di sejatinya pertemuan kita itu.
Apakah kau masih dapat mengingat dengan jelas, bahwa di setiap kali di hendak pagi yang membangunkan kita di tiap-tiap malam, yang akan menyeret tubuhmu melesat kembali ke alam nyatamu, telah membuat tanganmu menggenggam tanganku lebih erat, lebih lekat dari sebelumnya?

Aku mengerti dan sangat memahami kenyataan yang kau harap-harapkan untuk dapat terwujudkan diantara kita. Mungkin bukanlah jalan yang lurus dan rata, yang akan menanti kita, bukan pula jalan yang lebar dan nyaman untuk dilalui. Akan ada banyak-banyaklah kesukaran yang akan kita tanggungkan, di tangan kita, di kepala kita, di pundak kita.
Sanggupkah kau untuk melakukan semua itu, dan melewatinya bersamaku?
Dan untuk menjawab pertanyaanmu, aku pun mengalami hal yang di luar dari biasaku disini. Yaitu di saat-saat inilah, saat dimana aku telah menemukan dirimu, bukan untuk dipisahkan waktu pagi yang hendak melangit, ataupun waktu senja yang hendak menenggelam,
karena tanganmu yang sedang kugenggam erat kini, tak akan pernah aku lepaskan lagi, oh, Kasih,
sampai kapan pun,
dan tak akan berujung dalam usai.

(surat) dari Kekasihku

dalam pembaringanku kini, aku terhanyut dalam aliran deras asamu, dan dengan memegang pada dahan yang menjulur..aku meniti sungai yang tak henti-hentinya kau sirami dengan hujan cintamu,
hingga sampailah aku pada pinggiran, yang akhirnya aku memilih naik ke atas daratan.
bukan dikarenakan aku tidak menikmati semua yang kau ciptakan dalam wujud pemberianmu itu, adalah sangat terkutuklah aku jika aku mengabaikannya. tetapi hendaklah kau ketahui kasih, kau menginginkan diriku, sebagaimana aku membutuhkan dirimu.
tak akan kusangkali itu!
hingga langit menggaris bumi dengan petir menggelegar sekalipun,
tidak akan surut hatiku menamakan dirimu, kekasihku, karena memang kamulah itu.

sedari awal kamu tercipta, hingga akhir penguburanmu, pernahkah kau merasakan hidup yang jauh dari biasa?
Aku tahu kau adalah dia yang telah mengalami kehidupan yang kedua kalinya, mempertemukan kita disini, dalam pencarianmu yang kau sendiri sungguh tak menyangka. bahwa dengan denyut-denyut nadimu, adalah detak degup jantungku..
hingga saat kau disana terkapar lemah, adalah aku yang tergolek tanpa daya disini,
dan kala kau tertusuk benda yang tajam, tahukah kau bahwa benda itu telah merobek dagingku juga?

tak akan mampu aku terdiam melihatmu sendiri dengan kegelapanmu disana. di ruang yang tanpa cahaya yang mau menyinari, meski dengan bias-biasnya. dan dalam lelapmu yang kacau, akulah yang meracau!
Sudah..sudah cukuplah masa penantianmu..
dan sudah bolehlah kau membuka kedua matamu sekarang untuk memandang rupaku dalam perwujudan dirimu, meski kita berada di beda dunia.

Just Wondering 'bout (2)

LET ME HEARING YOU CALLING


we are these near
but your shadow lost to appear

i ask for tommorow
bout what will it borrow?

a secondary chance
why it never making you sounding me a glance?

i sit, waiting you here
and hope i'll listen you to sing

bout the bird at the morning sky
as they saw us with full of shy

also bout the rain at the evening of cold
what a truly couple it's witnessed, its told

something happening
and the music is stopped to play!

still
i'm waiting for the next song to sway
for you'll sing it
with sounding me just me


so let me hearing you calling..




-------



IT'S WHEN I'M LOOSING MY MIND


Life is always know how to make us laugh
from a simple smile till hardly cries

when two are united into one
who can separate it to be each?

i still got the mystery to be asked
bout simple things which come out

trust and love.

what supposed to be played when the game it's off?

someone must to come down
to turn the set

how if we replayed?
to watch more carefully
what's been passed

to check the meaning of all the beneath
and look forward to run the ship

possibility is always there
waiting for us to do our part

but now,
why everything is suddenly vanished?
for i've already broke the chair of stupidity

and i was found
alone, all by self

still, here
hearing winds to whisper
bout magical fairies
who'll come in a moment

till then,
i overslept with thousands of roses above my bed.

Just Wondering 'bout

TAUGHT ME ABOUT THE MADNESS

taught me about the madness
taught me how to fly

cause my story never endless
hope It changes to be a butterfly

road i've taken never show me a way
too many foolish things i see for today

i turned my lips into red
then i glimpse my face looks so different just like a pussycat

call me, call me
never i answer

tell me, tell me
it won't be bother

you'll never know
how cold is the snow

i thought the
rain is gonna stop
so i can see the rainbow at the sky top
but
the time is never say hello
and i just can follow


go..go..go..
i run into nothing
with both of my eyes are closing

no..no..no..
words are useless to take the lead
someone is going into the seaside
to throw away all which to come out

nothing to say
bout the round with its game to play
it just me..me..me..
to be stand in the main stage
to celebrate the lack of humanity in this earth

brown into yellow,
down i found my next arrow

the show time has just began!
hope the audience right away to come to see the fun



------

SEEMS HARD TO FIND SOMEONE LIKE YOU


my journey into miles away
ready with my heart and hand in pray

through the ocean get into the deep
passed the hill and the mountain
i found a leap

sounding nature's call
guess i loose control

breathes and my heartbeat won't down to sleep

still i'm walking
and never i forget
what happens at behind
which shaped me this kind

i remember at our december
hope it won't drown at winter

as i take my summer
into my youth
but still
there's no one like you
yes,

seems it's true.