Senin, 01 Maret 2010

(surat) untuk Kekasihku

Adalah suatu hal yang tak dapat kuhindarkan, untuk seutuh hati dan jiwaku mencari dahaga cinta untuk menyiram kerontangnya masa silamku di alam ini. Adakah perlu engkau membuat penjelasan mengenai siapakah dirimu dan keinginan terdalammu kepadaku, tatkala aku memang telah diciptakan dan kemudian dibangkitkan dari kuburku terdahulu, yang memang tertuju kepada satu jiwa, yang adalah kerinduan dari jiwa dan hatiku untuk menemuinya?
Meski dahulu hanya di dalam mimpi dan sekarang kesempatan itu telah datang.
Memanggil-manggil namaku. Menggoyang-goyangkan badanku agar aku dapat sesegera terbangun dari lelapku tadi malam, yang selalu berpulas dalam anganku di sejatinya pertemuan kita itu.
Apakah kau masih dapat mengingat dengan jelas, bahwa di setiap kali di hendak pagi yang membangunkan kita di tiap-tiap malam, yang akan menyeret tubuhmu melesat kembali ke alam nyatamu, telah membuat tanganmu menggenggam tanganku lebih erat, lebih lekat dari sebelumnya?

Aku mengerti dan sangat memahami kenyataan yang kau harap-harapkan untuk dapat terwujudkan diantara kita. Mungkin bukanlah jalan yang lurus dan rata, yang akan menanti kita, bukan pula jalan yang lebar dan nyaman untuk dilalui. Akan ada banyak-banyaklah kesukaran yang akan kita tanggungkan, di tangan kita, di kepala kita, di pundak kita.
Sanggupkah kau untuk melakukan semua itu, dan melewatinya bersamaku?
Dan untuk menjawab pertanyaanmu, aku pun mengalami hal yang di luar dari biasaku disini. Yaitu di saat-saat inilah, saat dimana aku telah menemukan dirimu, bukan untuk dipisahkan waktu pagi yang hendak melangit, ataupun waktu senja yang hendak menenggelam,
karena tanganmu yang sedang kugenggam erat kini, tak akan pernah aku lepaskan lagi, oh, Kasih,
sampai kapan pun,
dan tak akan berujung dalam usai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar