Rabu, 30 September 2009

apakah ini adalah kisahku yang kesekian?

Telah banyak cerita yang menghiasi hari-hariku, namun entah mengapa hanya yang di kejauhan sanalah yang mampu menyentuhku.
Kesempatan untuk mengenalmu,
dan biarkanlah jika hanya dapat tuk mengenangmu.
Karena ternyata hidup ini telah menunjukkan kedua sisi mata uangnya,
namun tetap tak menampakkan gambarmu merupa disana. Dan dari tiap-tiap pilihan yang ada namun tak satu pun yang menujumu.
Dalam amarahku aku terdiam.
Bergemuruh.
Dalam sesenggukan,
aku pun selalu termenung, membayangkan setiap kejadian yang mungkin akan terjadi tanpa kuasa yang tak pernah dapat kuraih.

'mungkinkah?'
sebuah kata tanya yang masih memberikan nafas untukku bertahan.
Karena 'mungkin' itulah,
aku berkemungkinan untuk hadir dan merupa di ruang-ruang yang
tak bernama dan memang terlarang itu.
Kini 'mungkin' pun sedang menjalani hukuman siksanya karena memperbolehkan aku berdiri di atas takdirku berbicara.
Bahkan dalam pesannya, 'mungkin' menginginkan agar aku dapat membawakan peranku kìni dengan teramat baik. Yang katanya, hanya akan terjadi sekali dalam putaran masa tak terbilang, dalam dimensi ruang yang terhisap oleh jutaan misteri yang belum terjawab.

Dan disinilah ternyata nafasku berwujud dengan makna cinta.
Karena kehidupan ini sedang mengulangi perputaran masa dari yang pernah ada.
Atau bisa jadi inilah kejadian masa lalu yang sedang ku ulangi ataukah yang perlu untuk ku tebus?
Bahkan alam semesta yang telah hìdup jutaan tahun yang lalu adalah bagian darì kìsah lamaku,
kala aku diperkenalkan olehnya.

aneh..
karena kejadian yang kini terjadi,
tapi terasa sangat lama ku nantikan..

'mungkin'..
apakah ini adalah kisahku yang kesekian?

hmmm... malam terakhir yang teramat indah

Kamu tahu?
Waktuku adalah sebentar lagi.
Maka betapa indahnya kala ku mengangkasa mengelilingi bumi
dalam warna-warna jingga, bìru, hijau, dan ungu,
merah juga dadu,
dan cukup hanya aku saja yang berwarna putih.

Seperti balon-balon itu!
Yang dikuasai helium untuk menjalankan mìsinya bersama angin,
aku pun berkehendak ke utara
ke tempat yang selalu ku ìmpi-impikan, dengan
warna putih salju dimana-mana menyisir segala permukaan dan akhirnya menyatukan putihku untuk sewarna, senada dan setujuan.
Hingga aku akan cukup diam dalam beku,
dalam nikmat untuk berserah.

Dingin!

Menggigil!

Seperti yang kunikmati saat-saat ini,
dalam hening yang menggurat sepi.
Sampai kapankah masaku tiba,
hingga aku pun dapat mengalam raya?
Bercengkrama dengan aneka rupa yang menemaniku
tanpa perlu ku takut, dan ternyata telah kukenali sangat ìtu.
Karena sunyi itu senyap,
dan sepi adalah lelap.
Lelapku pun untuk mendulang mimpi-mìmpi
agar semua dapat terhidupi.
Karena warna dan harum yang kutebar kan selalu semerbak dan mewangi, cerah dan menghiasi,
meski dalam waktu-waktu yang akan sesegera menguap.
Karena segala nyanyian darì kidung-kìdung pujian telah tersampaikan.
Yang mengartikan bahwa aku akan dapat bertenang dalam damaì yang selalu kurindu-rìndui dan kusebut-sebut dalam igauku tadi malam.
Dan ternyata kemarin telah menjadi malam terakhirku..

..yang teramat indah.

dunia puitis

ku tersasar
di dunia puitis,
bak magis,
alam mimpi pun dapat kulukis

tanpa suatu arah jelas persis,
kubiarkan kaki ini meninggalkan jejak tipis,
berjalan mengikuti suatu garis,
garis yang seakan sudah ada sejak dunia terpola asimetris,
tangan pun tak mau kalah dalam merintis,
tangan terkesiap dengan segala kronologis,
mengais, menggaris, menulis,
melukis..

tubuh dan bagian lain,
merasakan semua pesona,
yang akhirnya tersebar statis

kepala manggut-manggut ketika mendapat
ide tematis,
kata demi kata terjalin,
seakan tak akan pernah habis..

tapi di satu titik psikologis,
ku langsungkan sebuah
ritual
bersemedi nan
ritmis

puisi pun kini berbaris manis,
tulisan melankolis berbasis kritis,
kadang filosofis praktikalis,
atau bisa jadi
romantis non realis

dan masih banyak yang tak tertulis..
tapi biarkanlah saja,
kan lebih indah dicerna setelah aku 'tumis'

hayo..hayo..
siapa yang mau coba pertama kali,
'tuk kujadikan penglaris?

..sebuah hasil
goresan picis,
yang ku coba bawa dengan alur dinamis,
tak terkesan flegmatis,
namun memunculkan aroma karismatis


nb :
tulisan ini menggambarkan kegembiraan tiada dua, tiga, dst..
..saat berhasil mendapat ide menarik, menggoreskan, dan akhirnya bisa dinikmati oleh pembaca tulisanku,
antara tak menyangka dan sedikit menduga,
semua tulisan yang telah kubuat, dan kurasa memiliki penikmat setia,
mengalir begitu saja,
tanpa menyadari tulisan itu telah menjadi ada dari ketiadaannya.

percaya tidak?

percaya tidak?


...
tidak perlu dijawab sekarang

dengar dulu, renungkan lalu praktekkan,
mungkin tidak langsung bisa

atau jika memang niat,
mungkin langsung bisa tapi belum tentu indah

atau mungkin jika anda berbakat,
anda akan langsung bisa dan menghasilkan yang indah menggugah

ini bukanlah suatu sistem yang aku cipta,
aku hanya menemukan salah satu 'jalan menuju ke Roma'

dari satu kata yang kunyatakan menarik,
yang biasanya terpilih acak,
dapat kusulap menjadi sebuah tulisan,
entah ala kadarnya ataupun bermakna..
bukan hak ku untuk memberi pendapat

tidak mudah,
tapi tidak sedikit yang akui susah

tapi mudah dan susah,
semua tergantung cara kita menerima dan berusaha..

jadi sekarang siapa yang mau mencoba?
cara aneh bin gila ala saraf,
yang ku yakin memancing wacana..

atau bagi yang tak terpancing

karena terbawa arus rutinitas dengan segala masalah-masalah kelas atas

cukup anggukkan kepala,
bukan berarti tanda sepakat,
ku akan terima sebagai bagian salam dari sahabat


nb : duh tema yang agak 'nyeleneh' ya?
mungkin cuma mau sedikit berbagi ilmu 'yg tak pernah terkurikulum'
dan sekaligus menandai sosok penulis yang terkadang memang menyukai hal-hal unik dan tak terduga..

benci VS cinta

benci berteriak
'Aku sudah muak dengan ini semua!'

cinta berbisik
'kupercaya dengan semua yang ada, biarkanlah sayapmu tuk mengembang..
dan ku kan selalu menantimu dsini'



benci mengeluh
'semua yang kau beri hanya SISA dan AIR MATA!'

cinta tersenyum dan berucap
'hidup tanpa masalah
adalah hidup tanpa makna'



Benci pun terus mencaci
'buang semuaaa..!
ya!
BUANG SEMUA KENANGAN YANG MUNGKIN MASIH TERSIMPAN!!'

cinta merajuk dalam tawa
'bahkan kenangan yang terpahit pun adalah sebuah memori..
sebuah kisah yang pernah mengisi cangkir kehidupan..
dan masalah rasa..
itu selera'



benci tak kuasa menahan ledakan amarah
'KAU PENIPU!
KAU PEMBUNUH!
KAU MEMANG PENJAHAT!
KAU BUKAN MANUSIA MELAINKAN SILUMAN YANG MENJELMA MENCARI MANGSA!!'

cinta menyenandungkan irama surga
'manusia tak ada yang sempurna,
manusia terbatas,
dalam hati kecilnya,
manusia pasti mau berubah menjadi sosok yang lebih baik,
manusia perlu sebuah kesempatan..
dia suka menyesal,
dalam sebuah kekhilafan'

so near and yet so far

everyday just like every-other-day,
they just passed by

buried the old things,
celebrate for the new up-coming ones

take all the chances,
try to win all the possibility

hard to get,
easy to loose,
all seems similar

human feels being co-ordinated,
they just follow..
and you'll be saved
it was the law..

can't say it was his/her dreams,
they all just passed by,
without sayin' hello or even a thing

hmmm..
poor me

become a robot or maybe worse?

how many round i must to take?
will it end?
my slowly, molly, polly, dolly..
life?

of course it will!

i am the decision maker!

i'm the one who know what the best for me,
may it be right or wrong,
i have to make choices..

now..
i try to get back from all my failures

i want to get my integrity

to facing the deepest fearness

to walk through the fire of problems

and become a human of worthed..
not useless..

come on,

i know i can do it!

oh.. siapakah dirimu manusia?

memang tak mudah memberi maaf,
ku tahu itu..

tapi apalah arti maaf, bila kesalahan yang sama terulang kembali?
mungkinkah itu kekhilafan semata, ataukah tak jeranya bernikmat dengan dosa?
atau adakah daya juang diri, keinginan mantap untuk berubah?
untuk menjadi sosok lbh baik,
bukan untuk dipuji,
melainkan memberi bukti yang berarti..

memang manusia perlu banyak problema,
entah yang ada depan mata, ataupun yang muncul tiba-tiba di relung jiwa..
kita pun harus menerima, serta berjalan melaluinya,
agar mengenal rasa sakit, amarah, terluka, kecewa, duka..
hingga manusia pun terajar, tidak menjadi gelap mata, dengan
gemerlap dunia yg fana..
entah bagaimana, tetap saja ada manusia tanpa
hati,
semua dinilai secara materi..

masih adakah secercah harapan,
bahwa manusia adalah makhluk berbudi,
rendah hati, tahu diri, dan bersimpati kepada orang yang 'tersisih'?
masih bolehkah ku mengandai, semua manusia tidak saling memandang muka, semua berderajat sama, saling menghargai, bahkan dapat saling berbagi?
masih dapatkah, manusia dengan akal sehatnya, tidak
saling meregang nyawa,
hanya dikarenakan beberapa ribu rupiah?
Bahkan hanya karena ucapan sesumbar semata?
Atau kini, bolehkah diriku membuat suatu permintaan, dimana tak perlu menunggu lama, sudah saatnya dunia ini berakhir, tanpa perlu menyisakan apa-apa..
karena kutahu adanya, dunia ini jahat!
waktu pun memberi bukti, semakin lama, kejahatan semakin menggila

adakah gemuruh perang berkecamuk dalam tubuh, saat berlaku nista, atau bahkan zinah??

benar-benar mendebarkan apa yang kini kurasakan, karena kutahu..
semua orang adalah berdosa adanya, tidak ada besar kecil,
semua sama..
ya, aku pun termasuk di dalamnya.

bahkan kini, nafasku seakan nyaris berhenti, terkesima, termangap-mangap, bertanya-tanya
inikah yang disebut manusia? makhluk yang punya akhlak,
namun dalam gemilang harta, ayah pun tak menjadi sedarah?

Berlaknat, berkhianat, maksiat..
semua nikmat,
yang bahkan sudah dianggap keramat..(?)

dia dengan apa adanya

aku bingung
mulai cerita darimana..

aku hanya tahu sedikit tentangnya,
itu pun tak seberapa,
tapi ku berharap
yang tak seberapa yang ku punya, dapat menjabarkan sosoknya

dia..
bukanlah orang yang dikejar-kejar wanita,
dia hanya orang biasa

dia tak pernah bilang dia bisa,
dia hanya berkata
'aku dengan apa adanya akan berusaha'

bukan untuk mencari suatu kesan,
hanya mendalami beberapa peran,
itulah hidupnya!

banyak pahlawan bermunculan di kisah hidupnya
mereka lewat, mampir dan bertahta di hati dan jiwanya

hidupnya bukan dia lagi yang hidup,

..dia hidup,
tapi bukan dia yang bernyawa,
ada yang lain
di dirinya meminta untuk memimpin arah kaki melangkah

jalan yang tak pernah disangka kan ditempuh,
jalan yang penuh dengan keluh,
tapi ternyata cukup untuk mengisi kalbu

dia tidak suka berlebih,
hanya suka keheningan dan aksentuasi yang muncul sekali-kali

kata dia,
dia cinta dan menikmati hadirnya

lanjutnya,
dia berkata
dia ada untuk pengorbanan,
perjuangan,
dan kedamaian

dia pun tidak sendiri,
ada seseorang yang menemani,
dan ku yakin kan setia hingga ajal menanti

dia menambahkan
jangan takut menjadi diri sendiri tapi
bersahabatlah dengan 'itu'

kini dia masih terus dalam kobaran semangat berapi-api,
di bola matanya kulihat
terpancar sinar bahagia tak terkira

karena dia melihat apa yang dikerjakannya
akan berbuah nyata

ibu, terima kasih

dulu,
kala ku lugu..

tanpa ragu
tanpa malu
tanpa kenal keluh
ibu selalu mau bercerita nan syahdu

dulu
saat pikiran masih mengawang,
kepala kosong bak mengambang,
hati hampa tak bernyawa,
..ibu,
kau pun hadir di saat yang tepat,
beri tegukan nikmat serta penganan hangat,
bagi jiwa dan raga..
..hingga
semua kekosongan,
semua
kehampaan,
semua tanda tanya..
terjawab sudah..

tanpa pernah ibu memaksa..
hanya kutahu
di dalam asa..
ibu mau ku jadi berguna,
dan dapat bermakna..

..ibu
dalam hati nan bijak..
ibu pun berdoa..
dan membuat pinta
agar ku dapat menjadi seorang manusia..

..manusia yang selalu sadar akan dirinya..
manusia yang mau selalu belajar..
manusia yang cinta akan sesama..
manusia yang mau berdamai dengan alam..
manusia yang beriman dan berbuat sesuai jalanNya..

ibu..
dalam senyummu,
ku dapat merasakan sejuta cinta..
dari tawamu,
ku mendapat ratusan mimpi dan imajinasi..
kata-kata,
dan caramu bertutur,
menuai kedamaian berbatas keindahan..
semua serba lengkap!
ku pun kini merasa sempurna!!

Ibu..
tak kan pernah ada yang sepertimu..
nyawamu kan selalu hidup di dalamku,
semangatmu kan terus membara di ragaku,
anganmu kan selalu kuletupkan kepada manusia dibumi..

ibu..
apalagi?
sebutkan apa yang menjadi keinginanmu?
aku ingin sekali memberimu, meski hanya untuk sekali?

Ibu..
kenapa pertanyaanku hanya dijawab dengan senyum?
apakah tak ada lagi hatimu memimpi?
ku ingin segera tuk penuhi..

ibu..
sekarang ibu malah tertawa..
membuatku menjadi serba salah..

aku pun terdiam sendiri,
terpancing diri untuk merenungi..

ya..
aku tahu sekarang!

..semua hal yang ibu inginkan telah ditempuh,
apa-apa yang menjadi angan,
ibu telah berhasil membuat nyata..
dan kini
semua yang ibu sebut impian..

..ada di depan mata!



ya..
kami semua disini yang menjadi impian..

ya..
semua disini,
yang selalu mendengar cerita-ceritamu nan syahdu..



nb :
teruntuk ibu DOTTI, salah satu sosok yang memberi nyawa di hati,
hingga saat ini..

ibu DOTTI
ku ingin mengucapkan,

TERIMA KASIH..

hanya ini yang aku punya untukmu

mungkin kau tak perlu berlaku banyak

semua sudah aku pikir,
sudah hampir siap tersedia

kau hanya perlu menunggu
dan duduklah dengan manis

bukan citarasa yang aku tawarkan,

bukan pula pemenuh rasa lapar dan dahaga,

tapi seteguk perhatian, dan
sesendok kehangatan

yang mungkin dapat membuatmu tersenyum,

meski hanya sejenak

true love

ku begini dengan apa adanya,
katamu ku menarik

ku mencoba merubah dengan yang lebih baik,
katamu jangan kau usik,
aku suka dengan yang otentik

apa yg menarik?
diri ini terlihat dalam balutan baju kebesaran

aku bukan pula seorang yang cantik
ataupun kata dunia model, fotogenik
aku mau sedikit saja mengulik untuk memberimu yang terbaik,

'tak perlu..'

'kaulah yg terbaik..
..dirimu adalah anugerah terindah bagiku..
..hiduplah dgn dirimu apa adanya..
..itu yang selalu membuatku berbahagia'


* dia pun tersenyum, memegang tanganku,
dan memberi kecupan hangat di kening *

piyama perempuan

kata mereka kau tak ada,
ku tak percaya

mereka mengada-ada

kau nyata
kau kupunya,
jangan takut
karena kusetia

di tiap malam datang

kau kupegang
kau kujamah,
berada di sebelah

dulu pernah ku bermimpi buruk
tapi itu hanya mimpi, sayang
kuanggap
sebatas ilusi

kubermimpi kau telah tiada
sopir lengah,
kau pun meregang nyawa
sempat koma

hahahahaaa
tenang sayang, itu hanya mimpi..
kau tak usah peduli,
ku tahu kau kan ada disini,
setia menemani


(tak ada suara jawaban dari sebelahnya)


* kini dia sedang menengok ke arah kanan, sambil memeluk guling..
berbicara kepada sosok berupa 'piyama perempuan' yang digolek rapih di atas tempat tidur *

setia dengan prinsip hìdup

ini bukan karena malam,
tapi gelap
dan tidak terang

ini bukan perihal kalah,
tapi takut
dan tidak mencoba

ini bukan masalah besar,
tapi keras kepala
dan tidak menerima,

ini bukan keinginan diriku,
tapi terjadi
dan tidak kutahu

ini bukan cara yang tepat,
tapi ku buat
dan tidak sehat

ini bukan sesuatu yang indah,
tapi sudah alamnya dan tidak dapat kucegah

mati rasa

kenapa kau memilih bahagia
dan kau campakkan kecewa?

bahagia ditelusuri
setiap peneliti mimpi,

kecewa
di-umpat, dikerat
dalam sekelebat

manusia bertujuan ke mata air kebahagiaan,
tak mau berujung di kolam kekecewaan

bukit sukacita lembah tersenyum
gunung tertawa
arah kaki manusia melangkah

percik keresahan
sembur kegalauan,

ombak air mata
tak harap disentuh
tak juga dilihat,
dijadikan sampah

bahagia diperebutkan,
peroleh suara terbanyak,
kedudukan teristimewa,
penghormatan tertinggi,

kecewa terlantar tanpa atap,
penghinaan bertubi-tubi,
terbuang
tanpa tempat bersarang

bahagia didekap erat,
dapat pelukan hangat,
kecupan manis,
belaian manja,
tatapan sayang

kecewa terluka didera,
hancur lebur tak bersisa,
isak tangis dijawab senyum sinis,
teriris tipis dalam garis

manusia..
apakah yg kau cari dalam bahagia?
kesenangan semata,
untuk diri dan kepuasan tak berarti?
apakah kebahagian memberi 'sejati'?

duhai, kecewa..
kehadiranmu tanpa kau harap

memberi duka berasap bermusabab,
tapi kaulah duri dalam daging,
DURI yang memberi sakit tak terperih,
yang DIA biarkan muncul sebagai media bagi manusia untuk mau berkaca..
dalam keterbatasan,
dalam kemunafikan,
dalam keegoisan,
dalam segala cara-cara licik yang manusia suka ciptakan

tapi tahukah kau,
bahagia tanpa kecewa,
sifatnya tak berkesan..?


MATI RASA!!

from secret admirer

dia berbeda
dapat dikata unik,
bisa disebut
ajaib

kala ku dekat
auranya memancar kuat
bukan harum tapi wangi keringat

tapi entah mengapa
dia suka duduk menyendiri,
duduk dipojokkan
dalam pikiran alam tak tertebak

Ijinkan aku tuk mengenalmu
Dapatkah aku menatapmu lebih lekat?
Tanpa pembatas jarak,
tapi muka bertemu muka

ada yang ingin kusampaikan,
mungkin tidak lewat kata,
aku terlalu kaku untuk berbicara

Lidah keluh karena kebas
mulut bergetar dalam ketakutan akan kagum

bukan sekedar tertarik
atau ku senangi
tapi tak bisa pula ku katakan cinta
karena ku tak pernah mengenalmu sebelumnya

Tak adakah kau merasakan getaran ini?
Mengapakah kepalaku kian tak terkendali?
Penuh dengan tanda tanya dan hasratku untuk berbagi

Tak usah kau yang kemari,
Aku yang senang hati kan menemanimu disana..
di pojokan,
tempat kesayanganmu

oh..
tengoklah kemari
Jika teramat sulit, ku masih terima dalam sekejap lirikan
Walau sedetik,
akan kuanggap itu sebagai hadiah terindah darimu

ataukah kaubolehkan bayangmu tuk ku sentuh?
Agar pesan ku dapat tersampaikan
bahwa di dalam kesendirianmu, kau tak pernah sendiri,
akan selalu ada aku untukmu

Menjaga..

Mengawasi..

Melindungi..

Tanpa ku bermaksud memiliki

(tersenyum kecil sendiri)

Tak apa..
karena semua ini telah membuatku berbahagia

Kehadiranmu disana,
dipojokan..
yang selalu kunanti di dalam asa



Salam kenal
SECRET ADMIRER


* Kertas yg bertuliskan kata-kata diatas,
diletakkan di atas mejanya,
tanpa pernah bermaksud untuk disampaikan kepada sosok yang dituju

..semuanya cukup disiram dan dipupuk dalam hati yang kian hari berbunga kian merekah..

surat cinta

dunia kertas
dan pena
menjadi saksi mata
sebuah kisah cinta

diatas selembar kertas putih
ku gores kisahku hari ini,

hari kumenapaki hidup dan berpikir tentangmu

keberadaanmu..
kegiatanmu..
kabarmu..
apa pun yang kuharap kan ku terima darimu

kata-kata mengalir,
bukan barisan syair atau
coba-coba
'tuk mengukir

hanya kata berisikan apa yang menjadi asa
kala hati menggundah, mencerna tanpa sisa, betapa ku merindukan
betapa ku membutuhkan
hadirmu di sisiku

bukan kasat dalam raga,
dan
dapat kuserap melalui jiwa
meski kau nun jauh disana

bukan pula kata rayuan,
yang buai angan khayalan

tapi ku hanya memanen kata dari benih yang telah kau tebar dan tumbuh bersemi di hatiku

hati yang selalu berdebar kala
kau tersenyum manja dan kau pandang mesra
hati yang menari-nari saat kau pegang tanganku, dan berbisik di telinga

hati diam terpaku,
hampir berhenti berdetak
saat bisikan berlanjut 'aku sayang padamu'
dan kecupan manis pun mendarat di kening

semua tetap sama,
seperti saat berjumpa,
jarak tak punya kuasa memisahkan,
maut pun tak mampu menceraikan

tidak percaya??

hal ini boleh kau bawa ke pengadilan,
unjuk pula pengacaramu yg terhebat,

pun aku tidak akan bergeming!

aku tidak takut!

karena aku punya saksi kunci yang dimeteraikan dalam perjalanan kisah cintaku dan dia

saksi yang 'melihat' meski tidak bermata,
saksi yang 'mendengar'
meski tidak bertelinga,
saksi yang 'merasakan'
meski tidak berhati

iya,
dialah satu-satunya saksi,
dan kan mengatakan kebenaran
yang apa adanya

ya,
'saksi' itu adalah surat cinta

yang selama ini menautkan hatiku di dermaga hatinya.

tanda ber'sephia'

tak sadarkah
atau terbuaikah kita?

sampai tak kita guna logika,
senangnya hanya
main rasa

menutup mata,
membungkam jiwa,
membungkus dosa

ku punya belahan jiwa,
kau pun jua,
tapi mengapa ini semua indah?

kiri kanan dianggap tiada

api..

ya,
bagai api yang membara
di gelora pikat gairah

ya..
api yang memberi kehangatan dalam kematian nurani

tidak menghanguskan,
meski membakar berkali-kali

panas?
tentu saja..!!!

terasa panas bara
dari ujung kulit
hingga menyelusuk sukma

membekas..

memberi tanda..

tanda
kita ber'sephia'

cukupkanlah dirimu

cukupkanlah dirimu dengan apa yang bisa kubuat

yang tiap subuh menabuh pilu tanpa keluh

merajut jalinan sambung kehidupan

bagai jarum dan benang bekerja
begitulah cara menjaga bahtera

cium peluk mesra
hanya penyedap rasa
dan
setiaku tak perlu lagi kau tanya

laksana perwira
emban kewajiban
hadap baginda
tundukkan kepala,
tanpa tanya
hanya begitu adanya

bukan tuan ataupun hamba,
kita adalah mitra,
bebas
dalam batas lingkaran komitmen

yang berkata
'..akan setia hingga maut memisahkan.'

aku menikah, ku pun 'berkawin'

disini

detik ini

kaki kulangkah tidak lagi sepasang,
melainkan dua

beriring sejalan
meniti langkah ke depan

berhadapkan
saksi Tuhan
janji sehidup semati terikrar
dari dua
untuk menjadi satu

satu rasa

satu asa

satu jiwa

kami tlah resmi menikah!
bermulai dari titik nol,
titik yang belum dilalu kala berpacaran,
peran sebagai istri diemban

bukan fisik
tapi saling berbagi cerita dalam duka atapun canda,

tak lagi aku-kamu,
tetapi kita,
tuk mencipta bahtera

ternyata menikah bukan perihal dua manusia

bukan pula
cinta yg dipersatukan

dia yang kukasih,
semua yang besertanya kucinta

dia yang kusayang
semua yang mengiringnya kusanding

dua dunia menjadi satu,
menjadi dunia yg lebih besar

dua keluarga dalam satu jalinan silaturahmi

dua bangsa sebagai hal yang saling mengisi,
dua tata cara adat istiadat yang semakin merukunkan,

dua perbedaan karakter,
bukan untuk disamakan,
tapi saling melengkapi

hidupku menikah menjadi kian sempurna,
tatkala
ku 'berkawin' dengan dunianya

engkaukah itu sahabat

dua langkah tak cukup mengantarkan

angan bermain canda dengan harapan

bukan sipu yang kuhatur malu

terbuka salam yang bukan haram

diamku berbalas paham kau talu

senyum kuharumkan jiwamu

tawa menggelitik hati tak tahan

suka sematkan kenangan

duka terangkan arti setia

..'engkaukah itu sahabat?'

cinderela itu tak pernah ada! (tragedi dibalik tirani)

paras cantik
tak seindah
nasib kutuai

menarik ragaku
goda pria berliur

lentik mata
awangkan angan adam
ke neraka

mengapa senyumku
dibalas tatapan
sekali telan
sekujur badan?

tiba nasib
jorok aku
ke jurang tak kukenal

jatuh ke dasar,
mengapa nyawa masih tertinggal?

lukaku..
dibalut perban
rendaman cuka

memarku..
dikompres gumpalan air keras

sakitku..
dibelai
sayatan silet
irisan tipis memanjang

tangisku..
ditepis
gamparan bertubi
tanpa haru

sedihku..
dipeluk hantam
menikam
gaya binatang

mana mampu
diri melawan
meronta?
bergerak pun,
ku tak bisa!

dari ketinggian
kudengar desis picis
manusia sok tahu

'cantik
bersanding dengan
pangeran tampan,
cinderela itu!'

desis tersampai bergaung meraung penuhi ruang jurang..

jurang yang adalah penjaraku
berkedok istana

mata mulai sayub
menahan sembab
tanda tanya

'pujian rayu manakah yang setimpal alam tanpa malam,
kapankah berakhir?

'dosakah kecantikan wanita,
mengapa derita
sakit tak kesudahan?

'lemahku,
dianggap tantangankah?'

'dan cinderela..
akukah itu?'

(tertawa kecil menahan rintihan hati pilu dan sayatan tadi)

'meski aku bukanlah cinderela,
tapi kutahu..
cinderela itu tak pernah ada!

itu hanyalah cerita ibu dulu..

cerita peneman tidurku!'

rasa yang tertunda

aku sadari
rasa ini
tak seharusnya
ada

degup
tak teratur
peluh netas
bercampur

nafas kutahan
menekan
resah gelisah

mata kualih
alih alih
tetap
mencari

jangan tanyakan
kenapa?
jangan sudutkan
'kok bisa'?

masih muda
ayu
mempesona
masih pelajar
berseragam
abu-abu

jika masa
dapat kupilih
tuk
kuhidupi

aku mau
memulainya
25 tahun
silam

tatkala
kita mungkin
teman sekelas

bukan
antara
guru dan
murid

tiada mungkin
ini cinta

entahlah..

mungkin
ini hanyalah
sebuah
rasa yang tertunda

siapa bìlang aku telah mati?

siapa bilang
aku telah mati?

memang ragaku
kaku membeku

terbujur
sealur
peti kayu terukur

terpejam
seribu malam
terpendam
ribuan asa

nafas menguap
tak berbekas
nadi membiru
menelan
segarnya ulu

terenyuh
denyut
menadikan detak
tuk bergumam lemah
yang akhirnya
terhenti

terpampang
nama lengkapku
terpancang
di nisan

ejaan nama
yang kutahu
nama lahir
tapi
tak dapat
terbaca

padahal
ku tidak buta
aksara

kerincing-kerincing
terdengar
mendekat
terarah

panggilan
yang tak kukenal,
tapi ku menoleh
karena
memang
akulah yang dipanggil

ragaku
berbintik binar
warna tak kentara

mataku
tak berkelopak
tanpa risau
berkedip

hukum gravitasi
berhasil
kupatahkan
karena
tempat
bintang bersemayam
sempat kujejakkan

alunan
tangisan kerabat
mengeraskan
gemerincing
berdencing
menghisap
sisa raga yang berbalut udara

yang kupercaya
ku masih ada

jadi,
'siapa bilang
aku telah mati?'

karena memang bukan kau yang bersalah

karena memang
bukan kau yang bersalah

'tuk setiap resah
yang kau titip di hatiku

gundahkan rindu
tuk sekedar memandangmu

di ruang manakah
kau tutup pintu dan jendela?

tanpa kunci
kau mendekam bagai dipenjara

ijinkanku mendobrak ke dalam!
meski akan merusak tiap sekat keheninganmu

bolehkanku
pecahkan jendela!
dan biarkan
tanganku
berdarah-darah

karena darah itu tak mengenal
rasa sakit

yang kan
kucurkan duka berkepanjangan
tuk segenggam harap
yang mungkin masih tersisa

adakah lukaku
mengaduh?

pandanglah tiap senti wajahku

bukan sambutan seorang pahlawan yang kunantikan

sudah cukup jarak sepuluh jengkal
aku telah terhidupi olehmu

mari kupapah!

tolong kali ini jangan kau tolak!

memang bukan kau yang bersalah

atas setiap degup yang merengkuhku
dalam gelìsah

kini..
terimalah aku,
dalam uluran tangan
seorang sahabat

menadah sakitmu,
menjadi penawarmu

karena memang bukan kau yang bersalah

atas keinginan
inginku
tuk menyayangimu,
tanpa pernah kuketahui
mengapa

telah terjadi kini

telah terjadi kini

namaku
bersandingkan namamu

diatas kertas
terpahat dihatimu

kau warnai dengan pelangi

kau harumkan
dengan melati

kau bawa dalam dekap

diatas pangkuan,
ku dipersembahkan
ke ranjang bumi dan langit

terletaklah
aku kau geletak

di atas janji suci
kau ikrarkan

'hidupku telah terbatin sudah
di titik terakhir aku menuju,
melepas ragaku
agar memakai ragamu,
menyerahkan jiwaku,
untuk menyatu dengan jiwamu,
agar mati dan hidup
setia menemani kita..

sampai akhir'

Selasa, 29 September 2009

through 'its' vision

this book wasn't about a story,
this book has its journey,
and i'm gonna take an adventure in it

..then
i tell to myself
'this job isn't thing to be played,
and try to take it seriously!'


I've long away walk through this road

Step by step

rounding my area,
in a circle of area

how might i get out
onto this rounded?

there's a 'who',
who is giving me a light,
another way
out from the circle

without any fear, i believe this 'who'

I don't know what happen in the future,
in my future
and their

but this road has taken me out,
away ahead from my believe,
from my daily..
from my life..
my family,

It's hard
in the first,
but it taking harder in the next step,
and i can't see clear enough what this thing is taking me..
it was just too dark,
too 'not me'

without those light,
i'll don't know
if i were in the dark
***

and
without the dark,
i also won't know if there is a light

dark is my vision,
in those light.
make my hand travel in the world of love without my eyes..
that's why,
my feeling is blur,
my seeing is lost,
even i've got my anxiety,
in my harstful of making,
things of take and give..
which i prefer take it as silent

***

my eyes were closed now,
haven't see
but i can read,
with my 'being'
to understand

my heart
in its scary and doubtful,
tryin to guess every scene which this mind and soul is taking

too move forward?
or backward?
??
i never know..

it's a simple thing
to read,
but
in the contrary
very hard to describe

'bout its exist..
'bout mine..
'bout their 'existance'..

the more i read,
the more i don't understand

the more i try to not understand,
the more i know,
which it was 'there' in 'here',
and also
i'm not anywhere,
except
i was there,
in that very second,
in the same time
..maybe

may i forget,
may i loose it?

may i get stupid
in its story or may i called it as vision,
so i can be..

'someone'

Ketakutan Terbesarmu

apa yang
menjadi
ketakutan
terbesarmu?


jika kau belum tahu,
maka tiada perlu
kau cari tahu..

jika kau hampir tahu,
maka berhentilah
melangkah menuju,
dan mundurlah beberapa langkah,
terus menjauhi..
dan berhentilah
di titik yang seharusnya kau berdiri..


tatkala kau telah menemukan 'itu',
usahlah kau pertanyakan..
apa?
kenapa?
mengapa?
haruskah?

tapi belajarlah
menerima 'itu'
sebagai bagian terbesar dari dirimu

bahwa kamu adalah 'itu'
dan 'itu' pun
akan mengakuinya dalam 'takut'



shabe satta
bhavantu sukitata

There, you are waiting..

pencarian
yang bukan
'bagaimanakah'
tapi yang bertanya
'apa kabarnya'

telah ku ketahui
kemudahan dalam pencapaian
dan tergambar pula
kesulitan dalam perjalanan,
semua satu dalam perihal aku membisu

***
one day..i'll know,
one day..i'll arrive

maybe not as the first person,
but i'm sure
i won't be the last
***


'hey,
cepatkanlah langkahmu!'

mataku mencari-cari,
palingkan wajah ke segala arah,
tanpa ku ketahui asal suara itu berasal

tetapi semakin cepat ku melangkahkan kaki,
semakin lambatlah aku menapak,
semakin lelahlah aku..
hingga kini, aku terduduk mengatur nafas,
mencari sela yang tepat untuk memulainya lagi,
karena masih panjanglah jalan ini,
dan sudah terlalu lamalah dia menantiku


***
here..i'm walking and coming unto you,
here..i can't bear with my waiting,
there..
there is you,
hope you're not losing me,
cause the time is gonna arrived to take us in a unity,
which my time will be yours
and your time will be mine

mungkinkah di awal musim semi?

daun berjatuhan
gugur
dari ranting sepi

angin tak perlu badai
hamburkan daun
jatuh meluruh
seluruh

dikau katakan
'ranting akan bertunas kembali'

namun dikau
pertanyakan
'mungkinkah di awal musim semi?'

today/isn't yesterday/not yet tomorrow

today,
isn't yesterday
not yet tomorrow..

death,
isn't living
not yet rising..

time,
isn't waiting
not yet chasing..

fault,
isn't mistake
not yet learning..

living,
isn't daily
not yet finish..

problem,
isn't gonna end
not yet experiencing..

knowledge,
isn't enough
not yet wisdom..

learning,
isn't wondering
not yet understanding..

my love
isn't for sale
not yet a perfect one

( but one is for sure,
I'll keep my love
for you )

Pertanyakan dan Tanyakanlah Kembali

Jika sehari, adalah waktu yang tak kan pernah cukup untuk membuktikan
bahwa aku adalah manusia yang telah menerima nasib merdeka,
mengapa begitu sulitnya hari itu,
detik hari-hari kau nikmati,
kau syukuri,
dipahami untuk bersikap dan bertindak sebagai manusia merdeka?

kita merdeka karena indonesia yang menggaris bawahi itu tertanggal 17 Agustus 1945,
dicetuskannya bahwa pahlawan yang telah gugur dan mati karena bangsa,
tidaklah sia-sia
mungkin kini mereka pun sedang 'cheers' dengan sesama rekan seperjuangan mereka,
menertawakan luka dan darah mereka yang menganga,dan tertumpah, demi kebebasan negri dari kolonial, dari penindasan nippon..

akan tetapi semakin mengamati dengan seksama,
meneropong dan memikroskopi,
kata merdeka yang dahulu mereka elu-elukan atas nama perjuangan,
hanya sebatas kata tanpa nyawa (oleh kita)?
apakah kemerdekaan usang dimatamu memandang?
Kemanakah kamu melangkahkan kaki demi merdekamu yang juga adalah satu dengan merdeka bangsa indonesia?
Tak cukup kata
Tak hanya upacara,
ataupun penghormatan mengarah ke sang saka?
Kita bukan anak kecil lagi
yang hanya cukup tahu dengan melihat ataupun membaca
Tetapi kita adalah para pahlawan
Pahlawan yang akan membawa indonesia ke langkah-langkah selanjutnya di depan
Menunjukkan bahwa merdeka itu tidak berhenti di tahun 45,
tapi nilai dan kerja yang akan terus diperjuangkan,
demi seluruh rakyat
kita adalah negara demokrasi
Jadi semua-semuanya adalah oleh dan untuk rakyat, bukan?
Pertanyakan dan tanyakan kembali,
Per(tanggung)jawabkan dan jawabkan lagi

Jadi?

apa yang telah di'ada'kan oleh para pendahulu kita, kita pertahankan dan teruskan..
perbaiki dan tambal jika perlu,
dengan sebuah keyakinan bahwa indonesia akan hidup dengan nafas-nafas perjuangan kita.


dirgahayu indonesia,
kali ke- 65..
harapkan jaya!

* untuk indonesia yang telah merdeka 64 tahun yang lalu *

siapakah kamu hai yang 'pintar' mampu menunjuk-nunjuk mereka 'bodoh'?

Meski tulisanku
ini tidak membuat orang menjadi pintar, tapi bukan berarti membuat orang menjadi bodoh.
Apa yang aku tulis disini hanyalah sekedar buah pikirku terhadap tulisan seorang sahabat.

***
Sebenarnya, tidak ada manusia bodoh,
dan tidak ada yang pintar,
semuanya hanya karena terkotak pada sekrup penilaian manusia yang 'nge-sok' diri,
dan 'nge-sok' mendiskriditkan.

Aku pun tak bermaksud mengatakan,
seorang buruh dapat disamakan kadar 'kepìntarannya' dengan seorang dokter, karena itu adalah hal yang sangat tidak masuk diakal, alias sia-sia.
Tapi yang pasti,
pengalaman yang dimiliki oleh si buruh belum tentu, bahkan hampir dapat dipastikan tidak dipunyai oleh si dokter.
Aku pun meragukan
jika kali pertama sang dokter diberikan kesempatan untuk mengerjakan pekerjaan sang buruh, pasti akan diawali dengan kekagokan, banyak tanya, cengar cengir dan kurang sigapnya tangan bekerja.

Dari apa yang aku tuliskan diatas, aku pun mengakui bahwa aku belum tentu lebih pintar dari seorang buruh -dari segi pengalaman, kecekatan tangan, dan hal-hal tertentu lainnya-,
dan juga tidak lebih bodoh dari seorang dokter - dengan akal yang aku miliki, aku dapat menciptakan sesuatu, dan berkreasi melaluinya-

Jadi,
siapapun mereka yang menyebut dirimu
'bodoh',
harap berkaca terlebih dulu, sepintar apakah mereka.
Dan
mereka yang merasa 'pintar',
harap berpikir dan merunut lebih panjang,
'sehebat ìtukah akal manusiamu sehingga mampu menjadikanmu untuk dapat bersombong diri'?!

'Please intropeksi diri aja deh!'



***

when you don't know,
u'll try to find out
and when you have found it,
u'll know and u'll gonna learn from it

every single little thing in this world is a knowledge,
don't you waste it,
even you keep it,
cause believe it or not,
knowledge always recycle


***

It Wasn't From Your Face

face is never
recognice taste

It'll bring favour,
but only for a while

my regret is
when you open the vail

which encounter your veryly mystical duisguise

think i'm in love with you
think i've known you

hope it wasn't a mistake
cause my believe
isn't fake

my heart is falling
but wasn't be drowning

I sail with you
I nail to you

face won't cheat
even it wasn't about your face

your tears
your blink
your two eyes,
make my boat is sailing with your healing

your words
your smile
your laugh,
make my world looks so bright
and even brighter each day

bring me with you,
swing together with the song of my heart

one day you'll knew
one day you'll realize

it wasn't about your face,
cause my heart is telling so

I know you
I've known you,
It wasn't from your face..

Sekembaliku Kesana

rentang masa telah mengubur mayatku
di kedalaman tanah,
maka
yakinlah kini aku
tak berdaya
terasing dari gumpalan masalah,
jauh menuju
tempatku ditaruh,
dihantar sepasang
penjemput
nafas waktu
dalam iringan
ruang suara

dimanakah aku kini?
kaki tanpa tahu berjalan
karena
telapak tak menapak di sepanjang
awang yang tak sisakan
jejak

merantai semua resah
yang kupendam,
gontai sambut
kelesuan hidup
yang kremasikan
laju waktu, dan
menghilang
tanpa pernah sampai..

memejam
segala karam
menuju ke sebuah
perahu kalbu
didiamku meluruh,
mendesir dalam kayuhan seribu
malam,
meruas hingga ke tiap dermaga-dermaga,
bersinggah
hingga sampailah aku di dermaga tua,
yang hadirkan kenangan
masa kecil yang
gelayutkan
wajah-wajah
tak asing,
meriapkan luapan rindu inginku
mengadu

kupetik dedaunan dan
bunga berputik,
kujadikan satu
lalu kutumbuk hingga mengeluarkan sarinya,
yang mengaduk
rasa ku kembali
ke masa lampau,
membayangi kini
ditempatku berdiri pada udara,
menenun rasa-rasa nyaman ku berada,
tidak lagi kuberkuasa atasku,
yang terhidupi dari aroma-aroma kenangan yang hampir terlupakan
tanpa kukehendak

anganku melajukan ragaku,
bawah sadarku
memeluk jiwaku

bahkan hampir-hampir kematian dan kehidupan tiada dapat terbedakan,
dengan warna hitam diatas putih, dan salìng berketerbalikan sekalipun tidak memberi perasaan berbeda,
pun
hendak menyatakan kedekatan yang tiada dapat dijelaskan, menyerupai segala hal yang pernah kurupai dan mengenaliku,
dalam jaman-jaman tak terhìtung angka-angka, berkaitan satu sama lainnya
dengan aku sebagai bagian dari sebuah cerita yang tak sempat di historiskan,
dimana aku dapat menjadi dupa yang mengasap hingga ke langit, yang menyatu dan bersenyawa dengan unsur-unsur terkecil di udara untuk kemudian menghilang..

It's All About Me

in words which i spoke to the sky

hope it won't dry

make tears upon
the rain

and take you appear in all of this chain

It's all about me,
love with conditionally

never thought i'll got trap,
never know
how can i get out

you and me
are one in another

but i expect it false,
and i hope it wrong

make me re-think
over and over,
try to make-over
try to discover

love,
why are you such blaming me?
I'm the victim,
I'm the one whose need to be help

tell me..
are you gonna help me?
ask me,
do i ever gonna
regret?

i said no..

i answer never, and
i won't ever

so if i must take the risk
just all by myself
i'm ready!

cause
it's all about me
and i will find my way.

Senin, 28 September 2009

dua hal


Dua hal yang paling kubenci, yaitu ketidaksetiaan dan kepalsuan.
Apakah terlalu egois jika aku menginginkan adanya kesetiaan dan kebenaran?
Setiap orang tidak ada yang mau disakiti.
Dan menurutku, bagi kaum hawa, makna disakiti, berorientasi kepada perihal dikhianati, dalam teoritas ketidaksetiaan.
Aku tidak menyangkal bahwa wanita dapat menjadi salah satu oknum yang melakukan tindakan tidak setia. Aku juga tidak meragukan bahwa sebagian kecil pria dapat mematuhi hukum kesetiaan.
Yang aku menjadi pertanyaanku disini adalah berapa lama, dan ke arah manakah manifestasi suatu buah ketidaksetiaan dalam diri seseorang akan bertahan?
Ketidaksetiaan, berarti suatu sikap atau tindakan yang melanggar komitmen yang telah terjadi, bisa persahabatan, keluarga, pernikahan atau hubungan sosial lain.
Setiap orang berkewajiban untuk bertindak setia? Atau berhak untuk diperlakukan dengan setia?
Hmmm..lucu juga apabila perihal setia-tidak setia dipertautkan dengan sistem berimbang antara hak dan kewajiban,
tak akan ada habisnya.
Karena memang bukan sebuah pertanyaan untuk dijwab!
Kepalsuan, atau orang lebih mengenalnya sebagai kebohongan.
tidak ada orang yang belum pernah berbohong?!
Entah itu hasil riset, entah itu kudapat dari kata-kata orang bijak, tapi kusadari benar itu betul adanya.
Aku pun mengakui aku pernah melakukan suatu kepalsuan, kapan, dimana, apa, biar aku yg tau!!
Besarkah, kecilkah, biar aku yg menanggung itu!

Egoiskah jika aku membenci seseorang yang senang dengan kepalsuan, sementara aku adalah aktivis pasif di dalamnya?
Apakah kepalsuan berbuah suatu rasa jera, atau mungkin sedikit sesal, untuk kita tidak melakukannya
..lagi?
Tidak sedikit orang membela diri, dengan memberi nama kecil untuk sebuah kebohongan suatu kebaikan, dengan 'white lie'.
Tapi apa ngaruh? Kepalsuan tetaplah sbuah kepalsuan..tak bisa Anda rubah itu!
so what do you gonna choose?
It's all up to you..and you'll have to responsible with it!

cuma sedikit, dan baru mulai

kini sedikit,
aku mulai pahami

cuma sedikit..

dan baru mulai..

bahwa,
hidup itu jangan diukur pendek atau panjang

jangan pula coba-coba menguasai hidup dengan ego-ego yang tak akan pernah menemukan titik kepuasan..
sungguh guna yang tidak bermakna!


sedikit itu..

aku tidak hidup sendiri,
Tidak pernah!

bukankah saat aku bernafas dan menyatu dengan udara,
aku telah terhubung dengan mereka,
makhluk-makhluk hidup yang memang pula satu Pencìpta dengan nafasku?


dan aku memulainya..

dengan menyadari aku bisa dan harus menjadi sesuatu..

bila benda mati saja yang jelas-jelas tidak bernyawa,
tidak memberi reaksi kala kita membentak atau membantingnya,
dapat berguna dan 'menjadi' sesuatu..
apalagi kita?
Yang jelas-jelas bernyawa,
yang benar-benar
bernafas,
yang sungguh-sungguh
berakal..
Apakah tìdak bisa berguna?
apakah tidak dapat 'menjadi' sesuatu?

aku dan hidupku,
tidak perlu diteriak-teriakkan dengan lantang,
karena jika ternyata apa yang aku hasilkan hanyalah yang berbau busuk, dan merugikan orang..

aku dan hidupku,
lebih banyak cukup berdiam, memandang setiap orang di sekitarku,
merasakan setiap hadir yang memberi asa, dan perhatian,
untuk aku syukuri,

karena aku dan hidupku,
bukan aku yang empunya

jadi nikmati dan manfaatkanlah dengan sebaik mungkin.

aku bukanlah tuhan

sebentar..
aku bukan tuhan


engkau tahu benar
manusia adanyalah aku

berjalan dengan
kaki-kaki keinginan

arungi hidup jauh dari kesempurnaan

berkaca diri tampaklah kefanaan

sisa sisa ampaslah
aku ini
dengan sari yang disebut kebajikan

disinilah aku menengadah

memurkai setiap
kebodohan

menarikan sebuah cerita
kanak-kanak

yang tanpa ku malu-malui
membuka segala penutup auratku

karena ternyata
kepolosan
artikan manusia
dalam hakikatnya

bersejajar dalam
ketidaktahuan
meraih ketidak-mengertian,
dalam pacu
keingintahuan

maafkan..
tapi sungguh,

aku
bukanlah tuhan

tanda cinta

apa pisau itu
untukku?

kemarin,
ku lihat kau sedang mengasahnya

runcing dan berkilau

tampak matamu dan mataku disana

saling memandang

tajam.

dan kini,
pisau yang sama
kau letakkan
di atas meja

dipitakan
merah muda

katamu
tanda cinta

jadi..
ini untuk apa?

Minggu, 27 September 2009

dan jadilah!

pernah aku berdiri di suatu tempat, tanpa merasakan sedetik pun kehadiranku disana.
Mungkinkah aku berada di suatu titik pengulangan dimana aku berdiam di dalam keselarasan tanpa ku berusaha meski sedikit pun,
yang akhirnya meraihku dalam kesatuan raga yang berkehendak untuk melebur dengan alam yang kini menjadi raga baruku?
kesehatianku pun terdiam sejenak.
Bahkan mulai memakan waktu yang cukup lama. Tanpa dibatasi waktu, tanpa dikenali ruang.
Semua menyingkir mempersilahkan datang untuk bersinggah, dengan teramat berkenan.
Seakan
telah kupahami maksud dari semua yang telah terjadi, padahal belum sempat kuketahui siapa dan hubunganku dengannya.
Namun pikiranku sungguh damai, berteman dengan sisa-sisa kebajikan. Bahkan kematian pun tidaklah jauh untuk dikejar ataupun disetubuhi. Karena hidup yang teramat dekat sekalipun telah bersamar dengan rupa malaikat berekor panjang.
Dan
kini ketahuilah sangat, bahwa ternyata saat itu,
aku dapat terbang!

Sungguh!

terbang yang
bukan sekedar melayang,
ataupun mengudara,
karena ternyata bukan udara yang mengangkatku,
bukan aliran itu pula yang membawaku,
namun rasa..

rasa yang melampaui segala kemunafikan diri, untuk mulai melangkah, melewati lingkaran bergaris semu, yang ternyata telah mengurungku selama waktu-waktu yang tak dapat kuingat sama sekali.
Ketika kuhendak melompat, namun kakiku tak sempatkan untuk berpijak,
karena dasar yang kuyakini berbidang ternyata hanya kamuflase permukaan air belaka.
kosong!


dalam hitungan masa yang tak kuyakini ada,
aku pun diketemukan,
berbalutkan kabut hening berbayang putih ke abu.
Yang dalam ku bermula,
menjadi akhir dari segalaku.

Tiba-tiba warna cahaya datang menghampiriku,
memeluk dan seketika itu juga membunuhku untuk mengembalikanku ke tempat ku berasal

..dan jadilah!

jalan yang berputar, dan akhirnya kembali

sesaat aku berkecamuk,
ternyata telah mendukai hatiku yang sesungguhnya menantikan kata-kata penghiburan

karena emosi dan hasrat bagaikan dua zat yang menyatu namun tak bersenyawa,
satu mengataskan yang lain untuk menengarai,
padahal peran yang sama hendak diperebutkan

bahkan saat mata mendapat pertanyaan untuk direaksikan pikiran, sebelum akhirnya sepasang mata itu sendirilah yang bermain dengan alamnya
untuk bersilang pendapat dan beradu logika,
untuk mencari jawab dalam tanya yang ternyata adalah fana

Dan seketika itu jua, keraguan dan kegundahan berbaur menyajikan deretan cerita tanpa skenario yang tersusun
dan membuat arahku melangkah terhenti seakan semua jalan telah tertutup
meski banyak suara-suara yang berbisik dan menyuarakan hal-hal gaib yang tak terkatakan,
yang sebelum dan sesudahnya telah kucoba resapi
namun tetap
tidak dapat kumengerti meski terdengar sangat mendamaikan,
melucuti segala kesenjaan yang membayang-bayangi masa-masaku kemarin

dan ketika hendak kususul,
namun apa dayaku karena benar-benar tak terkejar karena kehadirannya yang teramat dekat ketika
menyebut-nyebut nama kecilku,
nama kesayanganku

kini dunia terlihat semakin mengecil dalam biduk-biduk masalah
yang dengan lapangnya tanah siap memeluk rintik-rintik hujan yang membasahi dan melembutkannya,
membuka lebar tuk bersiap mendekap pelukan cahaya
hangat yang berwarna emas ke merah.

Ketika semua itu terjadi, maka
kesatuanku tidaklah menjadi penting karena semua yang ada tidak menyadarinya terkecuali aku,
yang mulai terkulai dalam satu tarìkan nafas panjang tanpa sempat kuhembuskan kembali.

karena udara itu berputar-putar di dalam tubuhku,
berenggan meninggalkan ragaku untuk bersatu dengan udara sekawanannya.
Tanpa pula ku mengerti,
udara itu menyuarakan sisa-sisa getaran yang dikandungnya yang telah dibawa entah darimana
, kata-kata yang aku nantikan sangat..
kata-kata penghiburan itu.
dan akhirnya kecamuk dapat duduk dengan tenang,
pun sempat tertawai kejadian yang tak pernah terlintaskan di benaknya sebelumnya, meski hanya sesekali.

seperti yang telah ku katakan sebelumnya

Bukankah kenangan itu yang telah mempertemukan kita kembali?
Karena tadi malam, seperti malam-malam sebelumnya, telah aku sapa dirimu dalam ratusan mimpiku,
memegang pundakmu berharap kau akan mau menengok untuk sekedar melihat riak wajahku.
Tahukah kau?
Aku telah banyak berubah.
Mungkin bukan perihal aku menjadi lebih menawan,
tidak pula aku menginginkan tatapan pesona matamu terhadap ruas wajahku yang pernah kau puji kemayu,
tanpa pernah aku pikirkan, dan jauh dari semua itu, aku hanya ingin kau melihatku sambil tersenyum menyadari perbedaan diriku kìni.
Karena telah ku temukan diriku yang sepenuhnya!
Seperti saat dulu ketika kau ajak aku bermain-main, menari-nari dalam alam khayalmu.
Canda dan rayuanmu yang kau ucap tanpa henti seakan aku adalah wanita yang telah bertahta di hatimu.
Tapi benarkah demikian?
Dulu perasaan itu pun hendak bertumbuh,
tapi sudah keburu kupangkas karena aku ketakutan,
berpikir bahwa aku akan kehilangan dirimu seutuhnya.
Dan ternyata semua itu ada hikmahnya,
dan aku pun telah merekahkan bunga di dalamnya.
Seperti di setiap malam ku terlelap dan kala ku terbangun di pagi hari,
mengucapkan resah dan indah itu dan mendendangkannya kepada bintang dan matahari yang sedari tadi telah tersenyum menertawaiku.
Yang mengisi keseharianku yang tak akan pernah kukecap lelah,
karena arti dirimu tak akan pernah hilang, namun semakin nyata, kala mimpi itu telah ku pesan untuk memelukmu erat-erat di tiap-tiap malam ku akan memanggilnya kembali untuk menemaniku bermain seperti sedia kala.
Apakah dahulu ataukah kini?
Karena masa depan telah mati suri di atas perjalanan masa lalu menuju masaku berdiri kini di atas ku mengenang akanmu..