Rabu, 30 September 2009

surat cinta

dunia kertas
dan pena
menjadi saksi mata
sebuah kisah cinta

diatas selembar kertas putih
ku gores kisahku hari ini,

hari kumenapaki hidup dan berpikir tentangmu

keberadaanmu..
kegiatanmu..
kabarmu..
apa pun yang kuharap kan ku terima darimu

kata-kata mengalir,
bukan barisan syair atau
coba-coba
'tuk mengukir

hanya kata berisikan apa yang menjadi asa
kala hati menggundah, mencerna tanpa sisa, betapa ku merindukan
betapa ku membutuhkan
hadirmu di sisiku

bukan kasat dalam raga,
dan
dapat kuserap melalui jiwa
meski kau nun jauh disana

bukan pula kata rayuan,
yang buai angan khayalan

tapi ku hanya memanen kata dari benih yang telah kau tebar dan tumbuh bersemi di hatiku

hati yang selalu berdebar kala
kau tersenyum manja dan kau pandang mesra
hati yang menari-nari saat kau pegang tanganku, dan berbisik di telinga

hati diam terpaku,
hampir berhenti berdetak
saat bisikan berlanjut 'aku sayang padamu'
dan kecupan manis pun mendarat di kening

semua tetap sama,
seperti saat berjumpa,
jarak tak punya kuasa memisahkan,
maut pun tak mampu menceraikan

tidak percaya??

hal ini boleh kau bawa ke pengadilan,
unjuk pula pengacaramu yg terhebat,

pun aku tidak akan bergeming!

aku tidak takut!

karena aku punya saksi kunci yang dimeteraikan dalam perjalanan kisah cintaku dan dia

saksi yang 'melihat' meski tidak bermata,
saksi yang 'mendengar'
meski tidak bertelinga,
saksi yang 'merasakan'
meski tidak berhati

iya,
dialah satu-satunya saksi,
dan kan mengatakan kebenaran
yang apa adanya

ya,
'saksi' itu adalah surat cinta

yang selama ini menautkan hatiku di dermaga hatinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar