Kamis, 29 Oktober 2009

aku membacamu tanpa dapat aku menuliskannya

aku membacamu tanpa dapat aku menuliskannya

bagai mawar yang adalah bunga impian
mewangi di setiap tulisan

sepertimu
yang menebar aroma di sesudut ruang hatiku

tanpa dapat mampu bibir ini mengejamu

bahkan tanda-tanda yang mengawahkan lahar di sekìtar gunung yang hendak meletus
pun,
tetap tak terbaca

kuasaku hampir habis
termakan
tanpa dikunyah tepat

dan jejak kakiku terbawa oleh bis yang terburu-buru mengejar setoran

padahal telah ku duduk rapihkan bayanganku
tepat di sampìng sandaranmu,
namun tetap tak kau sadari

oh,
mata-mataku tak dapat membohongi sorotnya

bahwa telah turun seorang malaikat ke dunia untuk pertama kalìnya

***

keluh..
lìdahku keluh
melulu

kata tertelan ribuan pusaran

mencatat aromatik khas rupamu

hampir terjatuh aku ke dalam lubang

yang nyatanya menjeratku ke perangkap hatimu
meski tanpa pernah kau pasang





RM, 29102009

dan purnama pun menggenapinya

usia belum genap tujuh belas

sedang duduk
mengantri
tiket ke alam neraka

memandang kosong
hidupi hampa

memegang-megangi perut buncitnya
elus-elus.

disitu, ada nyawa
hendak wujudi manusia
geliat resah

mata terpejam.
bekukan ribuan cahaya.
gelap.

dirasuki bisìkan iblìs
'dosa adalah jalan manusia,
jalan yang mulia
dan hanya satu-satunya'

sesimpul senyum
menelan tangis bulat-bulat

hendak termuntah tertahan
di ujung penyesalan

bagai mimpi yang tak pernah terbangun

kenyataan
yang telah pahitkan madu,

dan purnama pun menggenapinya.



'Aaauuuuuuuuuuuu...!'

tuk menuju..satu (HARI SUMPAH PEMUDA)

telah lahir diriku dalam semangat juang
tuk pertahankan denyut-denyut kesatuan

untuk negriku yang adalah darahku

untuk bangsaku yang adalah nafasku

siapa yang dapat mengoyaknya?
tidak ada!

karena telah tegak aku berdiri menghadapi para penjarah persatuan

marilah berkumpul para pemuda-pemudi!

generasi penerus
dari segala penjuru negri

satukan amanat!
satukan kata!
satukan asa!

untuk mencuci
segala perbedaan,
segala kesenjangan

membangun
indonesia pertiwi,
indonesia tercinta

jika ragaku harus habis, maka habislah!

masih terjaga ruhku mengelu-elukan
sisa-sisa luka

tanpa kenal lelah!
tanpa kenal jera!

akulah pemuda
akulah pemudi

pancangkanlah tonggak
tandailah titik
teruskanlah langkah

tuk menuju

satu.

and i have a sad song

'and i have a sad song

can i sing it for you?

that these words is so true
cause i know there's no one like you..yes, it's you

for many times we through this road
and for many times you showed up,
you're always be the first
and others would be the last

yes, it's you
there was you
it's only you

but suddenly,
you'd turned with your way
the way that you'd thought for best

I wish i can tell
I wish i can yell
that it wasnt true
all i need is you..
just you,
yes, it's you..

please bring it back,
please gìve me back,
the precious thing in my heart which gonna crack

for thìngs we've got in our way
Why one thing that you choose is a s**t to play?
for things we've got in beauty
but why you'd broken all of our memories?

and i never hate you,
yes, i never
and i never forbid you
yes, i never

and i'd just earn my life for myself
cause my heart is going into the shelves.

cause you're not listen
you'd just make me beaten

hope you got your happiness there,
and for the truth i will be a loser
and it gonna be forever'

as i want to know you more

when i know you yesterday and after
and i hope it'll be forever
to make a true story between us, just
as i called you a friend would never last
no one knows how it happen,
no one understand,
and no one can tell
in my reminds and our memory
to have you,
to get our chemistry
and can you tell me a thing,
how our things have become our very something?

the time is limitless to count for us.
i thought it was yesterday,
or the other day when we are at the next stop,
in our terminal to share
is this really me and you with the wonder story to be told?
along our walk
i think i know you,
nothing about you
will be mystery for me
and, yes..
you are my friend also my sister
and bout your theory,
i believe there's nothing to be laughed at,
coz our talking is
our confusion,
and thìs room is
gonna let us to do the colaboration
as i learn from you,
here we are as a partner,
to tell what become my less
and to make me simply the best,
are you?
please take the best of my regards
for making this come true
and nothing gonna take me from you
as a very specìal which u are for me
to be known
and to be showed
for anyone in town
(maybe) u feel you're just an ordinary one,
but let me tell you, (that)
it's a wrong
and i would be witnesses
in the tìme to speak
bout you in a simply u
and hey..
i'm ready to be your mìrror
reflects all the things that u might see
and stìll u're an up-hill
for me to reach
for me to climb
there's nothing to be worried
coz it's a lovely task to carry,
as i believe for your power inside
but you never realize and be humble than pride.
how can i tell u for so much more?
ìf the thing i knew is the thing i didn't know..
so please you tell me for sure
and give me one more clue to be surf

as i've got such a feeling bout you
that's the thing i ever knew
may it was an introduction
for me it's more to be mentioned
all the things u've just said i was certainly sure
It's not bout the immature
just a personality's touch from u
cos u just act in the way that u do
Also with the harmony of friend relationship
which u're makin me felt so youth
coz there's no borders in between
there are u and me
to be foreseen
oh my friend,
now i got ur thing in a true meaning,
glad that u're be an open kind of person,
and it's an unique from u
to let people in ur surround, get into so much fun
it wasn't just a game
really,
cos from this theme
I was gettin u nearly..
Hope u've got the same with me
as u appreciate me very

for it's not an end, but we're just started

masih adakah manusia (yang sebenar-benarnya) itu?

aku sedang bersembunyi
di balik peti

di kedalaman tanah
ditimbun dan hampir mati

berharap ada yang menemukan
tuk dijual sebagai berita

setidaknya
masih laku
wajah-wajah lama
dalam bungkusan kado berpita merah

'tolong!'
aku tìdak minta diselamatkan

hanya
janganlah sìa-sia
nafas yang memang hampir sisa

mengamanatkan
hal-hal yang hendak terlupa

***
'kita sebenar-benarnya manusia,
bukan manusia yang sebenar-benarnya, bukan?

jika tidak,
mungkinkah ada?

jika iya,
masih pantaskah kita memakai celana?'

***

aku akhirnya
diketemukan
pun menjadi berita

hanya tanpa wajah.

cara mencintaiku

: belahan jiwaku


banyak hal yang telah aku pelajari dari dirimu

salah satunya adalah

cara mencintaiku

***
: my soulmate

for many things i've learned from you

as the one i've got
is

the way to loving me as i am

ini bukanlah apa-apa, nak

mama..

maap,
karena
pernah ku menggeliat kencang
di perutmu yang menegang,
tapi mama malah tersenyum
dan berkata
'sabar, nak..
sebentar lagi waktumu tiba'

dengan penantian
dan perjuangan panjang

nyawa mama sebagai taruhan

aku pun terselamatkan
setelah lewat celah yang telah Dia perhìtungkan

dan ternyata bukan cuma itu

kata-kataku pun tak berbahasa

jauh dari rasa hormat dan santun yang seharusnya

maaf, ma..
maaf..

meski telah beribu kali salah dan makian terlontar

tetaplah mama menerimaku hangat

memelukku sangat

tiada waktu dapat melarang

tiada sekat dapat
menghalang

tiada amarah dapat merubah

kasìh sayang seorang mama yang hanyalah teruntukku

tanpa sayup basa basi

memahami
juga selalu memberi

pun selalu jawab mama untukku

'ini bukanlah apa-apa, nak'

Jumat, 23 Oktober 2009

dan aku akan tetap merengkuhmu

ketika merengkuh itu melenyapkanmu dalam damai

ternyata senandung suaramu masih terdengar merdu

meski mulai menyayup.

akan ku dandani
udara yang tanpa warna itu

pula ku sajikan
manisnya rasa bulan, yang belum purnama itu

seperti sediakala
layaknya bumi dan langit tidak terpisahkan,
tatkala ada jembatan
dengan
jarak sebatas bertatap muka

dan kini
air di sungai manakah yang hendak mengalir ke bawah?
karena langit tidak lagi di atas

mulailah laut kebingungan
mencari muara
tanpa bertanya kenapa

lalu siapakah yang telah tersesat?
dalam dunia yang bulat adanya?
bukankah berjalan lurus ke satu arah akan mendapatkanmu kembali ke titik semula?

tapi jangan pernah
persalahkan tanda

kehidupan tanpa tanda,
mati tak berwacana

jangan pula
permainkan
mimpi

karena
mimpi yang miliki hati,
tuk selalu berbicara nurani,
walau jauh dari masa depan
yang tanpa tujuan.

juga ternyata yang dekat,
lebih senang berkubang dalam gelap gulita


hanya,
pertanyakanlah hati
karena hati pemalu
dan telah malu hati manusia dibuatnya,
dan tak pernah cukup sekali

maka itu,
ijinkanlah
aku untuk tetap merengkuhmu

meski telah ku ketahui apa yang akan terjadi,

nanti.

semuanya tentangmu cinta (2)

tidak akan aku bangunkan dirimu meski ini bukanlah mimpi. kita sedang merajut angan,
angan yang penuh dengan aroma bunga-bunga yang baru saja kupetik dari taman rumahku, hendak memenuhi ruang-ruang yang sempat kosong.
hiruplah dengan rasa cinta kita.
nikmatilah tanpa perlu takut-takut, karena telah ada aku disampingmu..
di sisimu selalu.
apakah tidak kau rasakan dengan erat, ku mendekapmu hangat?
dan apabila ini mimpi yang kau sangka-sangkakan karena begitu indahnya, maka jadilah itu.
ijinkan aku menemanimu dalam lelapmu tertidur. pun kini
memandang wajahmu yang terlelap adalah kebahagiaan terbesarku. terlalu dalam hatiku ini telah kau masuki.
dan terlalu nikmat aku dibuainya.
jadi, terlelaplah cintaku..
terlelaplah..
karena akan ada aku yang menjagamu disini..

aku tertegun sejenak, cintaku..
baru saja hatiku menahan nafas untuk beberapa saat. meminjam ruhmu untuk bertukar dengan ruhku. entah, kenyataan ini sangat mengabadikan rasa. tak terjelaskan kata.
aku, kamu, dan dia yang namanya tak perlu disebut.
alangkah dunìa dapat kubayangkan berhenti berputar, karena sekarang akulah yang sedang menari-narì.
mengikuti irama hati yang hampir-hampir tak memberiku jeda.
waaaaah..
cìntaku..
alam ini dan segala yang ada besertanya sedang memperhatìkan kita.
mereka henìng. dalam keharmonìsan yang mereka jaga.
agar waktu dan ruang ini dapat kìta pergunakan sesuai kehendak kita. mereka terpesona. mulut mereka terkaku keluh.
dan terdiam penuh.
lihatlah cintaku..
betapa kisah kita telah menggetarkan
alam para dewa,
telah terbang hingga ke dunìa langit.
bukan kehendak kita cinta,
bukan buatan yang kìta reka-rekakan..
semuanya ada dengan apa adanya,
saat aku meyakinimu sebagaimana kamu meyakiniku, dalam jabat sahabat, dan kecup ketulusan..
tak akan pernah dapat tergantikan,
pun ku..
pun mu..

semuanya tentangmu cinta (1)

Tidak butuh banyak kata-kata darimu untukku dapat mengerti dan mengenalmu, bahkan untuk menyayangimu.
Entah dan sungguh entah.
Apakah dirimu telah kukenalì dì masa yang telah lalu?
Dengan kini sebagaì masa depan darì masa-masa indah kìta itu.
Tak ada lakön yang kita permainkan, semua adalah rasa yang mempertontonkan.
Itulah tulus yang kau maksudkan, yang pula kau sentuh hatiku dan mulai menghangat. Apakah ada ujung apabila pangkal yang tidak ada? Aku meyakininya sebagai kesehatian kita yang tak perlu dipertanyakan kenapa terjadi dan bagaimana kelanjutannya.
Ya.
Sedalam itulah rasa yang telah terjalìn diantara kita. Kamu turut merasakannya?
Peganglah tanganku dengan eratmu dan jangan lepaskan!
Pun perjalanan indah ini telah menanti kita, untuk kita sama-sama tertawakan,
Untuk kita sama-sama tangisi.
Dan ingin kulalui bersamamu,
hanya denganmu..

jangan pernah takut dengan waktu, dia hanyalah sebatas ciptaan yang tak dapat berbuat banyak.
kala kita yakin bahwa apa yang kita nikmatì ini adalah abadi.
bukankah Dia memang MAHA ADIL seperti Dia adaNYA.
tak akan pernah ada kata terlambat untuk kita, cinta..
kesehatian kita telah memeteraikan kìta untuk membawa kita ke tempat yang takkan pernah dapat terjamah oleh mereka, yang belum merasakan benih-benih rasa ini.
rasa damai yang agak menghanyutkan,
rasa bahagia dalam meneguk dahaga,
indah yang
tak dapat terkanvaskan dalam guratan-guratan kuas

dan kita telah beruntung karena pertemuan kìta adalah bukan untuk dipisahkan.
bukan untuk menuaì kata terlambat itu.
mereka sempat cemburu, cintaku..
cemburu dengan degup-degup yang tak beraturan itu,
dengan helaan nafas menggebu,
mempertanyakan bagaimana mungkin kita dapat seberuntung ini?
mereka mencemburui kita, cinta..
tapi usahlah kau takut.
kisah kita adalah kisah sepanjang masa tak tergantikan jaman.
ya.
biar mereka tersadar dalam halusinasi yang mereka ciptakan sendiri,
biarkan mereka..
karena bukankah sekarang yang ada hanya kita seorang?
hanya
aku dan kamu dalam-dalam.
kita dan hanya kita.
untuk saat ini untuk menikmati.
dan aku katakan padamu,
bahwa ini adalah nyata, seperti yang kau pintakan.
yakinilah cintaku,

dan jadilah itu.

Sabtu, 17 Oktober 2009

mungkinkah nafasku kini adalah nafas rindu itu?

Di setiap hendak ku untuk membunuh rindu, dan di tiap kali ku berhasil memutus urat nadinya dan mengusaikan masa hìdupnya,
di saat itu pula, rindu itu ternyata mampu berubah wujud ke bentuk yang lebih indah dari yang semula berwajah. Telah terjadi lebìh dari enam kali aku menjadi pembunuh rindu. Tapi ternyata di tiap keberhasilan itu tetap saja menyisakan luka yang teramat mendalam, hingga akhirnya menumbuhkan kembali ke rupa-rupa rindu yang lebih mempesona.
Bagai terdampar di pulau yang tak ku kenal untuk kesekian kalinya meski aku merasa nyaman dan damai untuk berserah. Perasaan yang telah subur tanpa pernah ku tanam,
karena mekarnya pun mengejutkan.
Tanpa pernah ku sadari semua itu telah hidup dalam kematianku yang sempat kuharap-harap.

Rindu..
ya, kini dialah musuh terbesarku.
Sangat meresahkan, pula membuatku sakit dalam kenikmatan.

Kini,
pada wujud terakhirnya, rindu tampak lebih syahdu.
Diam dan tenang.
Yang samar-samar dan akhirnya ku kenali, bahwa rindu telah merupai wujud asalku bermula. Dan ia pun mendukai perubahanku yang jauh dari gapaian tangannya.
Karena tampak benar,
dua tiga bulir air di sudut mata tergenang dan mulai meneteskan kepedihan yang tak terkatakan.
Hampir-hampir ku mendekatinya, tapi ternyata aku bergerak semakin menjauh, dalam
kesadaran yang menarik-narikku untuk tak berjejak mendekati. ya, kesadaran aku dapat terbuai kembali olehnya, dan mungkin jatuh terkulai di tempat yang sama.
Dan terjadìlah seperti yang diperkenankannya,
bahwa kematian yang kuharap-harapkan,
semakin mempercantik dirinya dan usia pun turut berkurang dalam kemudaannya.

Nyatalah aku yang menjauh, dan semakin membuat jarak.
Dan rindu pun menatap penuh arti,
entahkah salam perpisahan yang ingin terucap,
entahkah cumbuan terakhir yang hendak tercurah,
entahkah yang mana,
tetapi yang ku tahu pasti, kali ini matanya memancarkan ketakutan yang amat sangat,
melebihi saat aku hendak membunuhnya,
yang telah kulakukan berulang-ulang.
Jarak yang semakin membesar,
ruang yang semakin menyempit, yang meluputkan sosoknya kian mengecil yang akhirnya menghilang.

Dan dalam waktu yang hampir bersamaan, aku pun dipeluk erat dan dibawa terlelap oleh kesadaran yang kini mnggendongku menuju pulau yang sedari dulu ku kenali sangat, namun tetaplah jauh dr angan dan hrapan.

Hingga aku pun memilih untuk sgera trtidur dan brpulas.
Agar ssampainy aku dsana, kekuatan itu dpt trkumpul kmbali dlm masa-masaku yg smakìn menua..

Kamis, 15 Oktober 2009

semuanya ada dari yang memang telah ada

Telah kurindui segala yang telah ada itu
bahkan jauh sebelum tanda-tanda terupai dalam bentuk-bentuk,
pun belum sempat bercerita
begitulah tubuh selalu dalam penantian untuk disinggahi oleh yang sejati
dan bukankah perbedaan ragawi dari jutaan makhluk penghuni alam raya adalah sebagian kecil kemuliaan yang terangkum dalam penciptaanNya?
dan yang sesungguhnya bahwa semesta adalah kita, yang hadir untuk menghadiri,
dan yang mati untuk menghidupi
dan dalam pengetahuan itu pun,
aku semakin ingin untuk tidak mengerti agar aku pun dapat lepas dari keseragaman yang ada untuk mencapai kesatuan.

dan bukankah telah kau ketahui dalam kesadaran terbesarmu,
bahwa akulah bumi itu?
yang senantiasa hidup dalam masa yang tak habis-habisnya untuk menyebarkan cinta kasih yang masih tersisa dari yang memang telah ada
karena aku hìdup untuk mereka,
dan aku mati dalam mereka,
biarlah mereka yang selalu menyebut-nyebut namaku tidak akan pernah kehilangan aku
pun kiamat bukanlah akhìr untukku
dan sebagai jawab atas tanyamu,
bahwa

'bumi sedang bercinta kasih dengan cumbuan alam,
agar kekuatanku dapat kembali utuh'

rahasia tentang siapakah kita

sepasang mata di batas cakrawala

memandang jutaan anak manusia

dan kuyakini aku
satu diantaranya

apa rahasia terbesar di jagat semesta yang mampu melepaskan diri?

menyimpan atau mengubur pun,
tetap suatu cara yang sia-sia

karena tak kekal adanya

apalagi aku

yang hanyalah sekerat daging yang membalut aliran darah

bukankah
aku terlihat telanjang di mata itu!

tanpa apapun yang dapat kusembunyikan

tanpa ada sehelai benang pun yang dapat menyamarkan

tak perlu lagi mempertanyakan sesuatu hal
yang seakan penting

padahal jawaban
telah direka-rekakan di kepala manusia yang bebal

tutup mulutmu!

telan suaramu!

dan pasanglah telinga!

untuk menyimak
apa yang engkau sangka-sangkakan benar

agar sekarang,
besok,
dan nanti

engkau dapat mengeja namamu lebih baik lagi

dan inilah rahasia tentangmu itu

bahwa manusia
membutuhkan cinta

ya..

cinta.

i'm old and young in the way to be me

i'm old and young
in the way to be me

just lìke the old days which come to say hello
and forget to say goodbye

but still,
i never reanswer it,
cause i'm try to get my future
and step back from my failure

am i the one who can make you mine,
no one knows,
does everybody know?
and just believe me, that i can,
can to be your superman

to schedule my fearest day
to pleasure all things which we've might to play

Is it you who's become the dangerous one?
to make yourselves
with the hard of compound?

but,
that doesn't matter
coz
i'm gonna take all the risk,
and loose the disc

are you the one?
am i the one?

i'm older and younger
in trying to follow the rhythm of the consequences

i'll try to make it slower, and we
just take it lower

in the very undescrìptive way,
i was happy in my loosing,
as i was lost, but i'm found at the sacred place
,and i'm haunt
to receìve,
and there's nothing to believe

everybody is there,
watching and to be watched,
as i'm the single fighter
to stand at the center

am i older?
will i get younger?

for you is the same,
taught me to get out of the game

not to be a winner,
but just to get you,
get you for better,
and it'll be forever

Rabu, 14 Oktober 2009

i know it wasn't a romantic one

i'll sing a song for you
a song i'd just read from my heart
a song which's not a romantìc one,
but it's just telling you the truth



'i like to see your smile,
laugh for a simple joke
or to teasing me
but i really like it,
even it's just for a while

and what about your wishes you ask for?
can i be the magic stick to make it true?
as i learn it from the book of love,
that a true love is to see the one that i love can fly up to the sky,
to reach all things that might
to catch in height

so now, please listen to me

bout who i am
and the things i've name

may i'm not the wonderful person as you expected for

or i'm not a person for you
to make you feel comfort

perhaps,
if the world is stopping to turn around,
you're just hopping the tìme its wasn't for us to fill

or probably,
you just like your world with your degree,
as i'm aint

but believe me for sure,
coz every words i said is pure

coz it comes from my only hope that lived

guess i know i'll never having you,
but less i hope the happiest things for you,
coz ì love you,

..and i love you so'

Minggu, 11 Oktober 2009

menulis cerpen -satu-

pembantaian massal di km 5

Tidak biasanya ibu mengajakku pergi. Aku yang satu-satunya anak perempuan lebih suka ditinggal di rumah. 'Bebenah rumah, ya, wik!' tukas ibu sehari-hari tatkala menitipkan rumah untuk aku jaga. Wik, adalah nama panggilan sayang ibu padaku. Padahal nama lengkapku tak kalah cantik dengan artis selebritis di tivi-tivi yang sering ku tonton di rumah tetangga. Namaku Sandra Kutuai Janjimu. Nama yang diberikan almarhum kakek tatkala aku lahir dan masih tinggal di kota.

Saat ibu mengajak, aku lebih memilih diam. Bukan karena aku tidak senang apalagi tidak mau. Aku hanya bingung dan heran, tapi tak tahu harus bilang apa. Semuanya berjalan begitu cepat. Ibu pun berjalan dengan terburu-buru, hampir aku tertinggalkan.
'Percepat jalanmu, Wik'.
Kata-kata ibu yang tidak juga aku jawab, hanya aku buktikan dengan menyamai langkah-langkah ibu yang hampir setengah berlari.
Nafas mulai tersengal-sengal. Hampir aku mengeluh dan meminta belas ibu agar ada jeda dalam perjalanan menuju tempat yang entah seperti apa. Hanya yang kuketahui sering kali disebutkan ibu dengan nama pasar. Dan yang pasti menjual beraneka dan beragam sayur, bumbu dapur, ikan, tempe, tahu, dan entah antrian yang akan sepanjang apakah,
karena banyaknya jenis yang hendak diperebutkan itu.

Setelah hampir setengah jam, ibu pun menghentikan langkahnya. Mengambil nafas dalam, dan membuangnya..


bersambung

meski tidak akan lama lagi

Dan ketahuilah bahwa malam-malam yang sekarang adalah yang terakhir untuk kita reguk, maka adakah permohonan yang bisa aku penuhi untuk menciptakan kenangan yang tak kan terlupakan?
Untukku dan para penghuni malam yang selalu hidup dalam nafas-nafas mimpi yang kutebar menjelang ruang tidurku.
Agar malam-malam
selanjutnya adalah sebuah cerminan dari hatiku yang akan bercerita semasa hari-hari adalah awal yang tanpa akhir itu.
Dimana waktu telah lelap terantuk pada saat ia seharusnya terjaga.
Dan pertemuan pun tak akan menantikan datangnya perpìsahan meski semuanya akan terjawab di masa-masa yang tak pernah terduga.

ya.

Seperti waktu yang samar-samar ku kenal-kenali bahwa ketìdaksempurnaanlah yang telah membuatku berarti.
Agar aku dapat
menebus kesempatan-kesempatan yang terlewati dengan sia.
Agar mereka yang selalu datang untukku tahu bahwa hari-hari bukanlah hitungan menit yang dihasilkan dari perputaran bumi,
tetapi benang-benang rasa yang hendak dipintal tuk dijadikan lembaran-lembaran kenangan yang tak pernah terandai-andaikan terjadi, namun ternyata ada.
Dan mereka yang telah menarik diri dari titik pertemuan itu dapat perlahan-lahan datang, karena telah didengarnya panggilan itu.
Jeritan hati untuk kembali berjumpa.

Begitulah yang kuyakini hingga saat ini, bahwa malam-malam kemarin
jelas bukan
malam yang sama, dengan yang sekarang.
Maka beginilah akan kujadikan malam ini malam penentuan untuk membuktikan apakah perwujudan rasa yang telah berkehendak itu masih menyimpan angannya dalam aroma mewangikan kenanga, ataukah telah terbang dan semakin menjauhi untuk berpeluk dengan dunia tanpa hati dan dilewati dengan kekosongan itu?

pun segala yang kumiliki telah kusingkapkan,
tanpa pernah dapat ku ketahui di ruang dan masa yang mana,
aku telah lenyap dan menyatu dalam alam tuk bersenyawa,

abadi.

just belìeve in our love

: my hubby


are you listen to my words,
and have you ever thìnk about it?
If there're mìstakes i've made,
please tell me,
but judge me not.
cause i really dont know,
i really do

when i was a lonely person,
then your comìng will loosing that loneliness,
cause u've come with your heart,
and u're here to fìll my heart

and as everybody has known,
bout me and you,
bout us,
there're smiling ìn their lookin face and no need to be rushed,
to a simply prayer i've heard,
that anything would never make us apart

don't you realize
what has happen?
even we're having our own body in flesh,
but my heart was yours indeed,
as yours was mine

and never i'll fail you,
ever fail you not
cause our love is bout our destiny
and death loose ìts power in our unity

taking my life,
is not gonna kill my love,
cause we were one,
oh yes, you the one,
the only one..

And my love..
our togetherness was just a temporary,
but memories are eternity,
and we just become a simple we,
as you love me
for who i am,
as me


..as i love you more than you do.

kebetulan yang darimanakah?

Bukan suatu kebetulan bisa berkenalan dan bisa mendapatkan nomor teleponnya. Memang usia kami yang terpaut 10 tahun adalah jarak yang terlampau jauh, yang membuat Dini, salah seorang kenalanku dì KRL jurusan Bogor, mau memanggilku diawali dengan sebutan mas.
Tapi katanya lebih sopan dan nyaman memanggìlku dengan bapak. Bapak Martin.
Ya. Semua orang di sekolah tempatku mengajar, tidak ada yang alpa untuk memanggil bapak. Entah apa karena penampilan yang terlalu rapih, rambut yang aku stel gaya John Lennon, ataukah gaya bahasaku berbicara yang formal dan tidak secanggih anak-anak jaman sekarang.

'Terima kasih, ya, pak, udah mau kasih tau Dini kalo yang tadi mau coba nyolong' ucap Dini sedikit menunduk tanda hormat.
'eh, bukan apa-apa kok..
tadi namanya sìapa? Dini ya?
Emang Dini baru pertama kali naik KRL?
Di atas kereta, kewaspadaan harus ditingkatkan,
banyak para pelakon sebagai esmod yang ternyata cuma mau mencari makan dengan cara tidak halal'
jawabku sambil memegang kepala sambil garuk-garuk, meskipun tidak gatal.
'kamu turun dimana, Din?' alih-alihku mulai mencari topik.
Tidak tahu mengapa, aku jadi merasa senang dengan kehadirannya. Dia yang belum pernah kukenal. Dia yang baru kukenal 5 menit yang lalu. Dia terasa sangat aku sayangi. Dini yang sepantasnya menjadi seorang muridku itu, telah mengambil hatìku seketika itu juga.
'sebentar lagi juga turun, pak..
dua stasìun lagi kok,
stasiun Cikini' jawabnya santai seperti tidak ada apa-apa,
dan memang tìdak ada apa-apa antara kita. Aaaaaaaarggh! Perasaan kesal mengguncang-guncang hatiku. Tidak menerima kondisi yang membuatku serba salah. Antara kehabisan topik, antara dia akan segera turun, dan ternyata dia memang bukan apa-apa dan siapa-siapaku. Dan satu lagi, aku bukan tipe orang yang suka berbasa basi. Haduh! Yang terakhir yang membuatku menjadi jomblowan sampai sekarang. Padahal udah ada puluhan kandidat dari para teman-temanku yang katanya ingin membuatku cepat-cepat dapat pasangan.
Boro-boro dapat, yang ada aku hanya bisa menjadi seorang teman yang menawarkan temannya lebih dulu memesankan makanan.
Dan meskì mereka satu per satu mundur darì hadapanku,
tapi memang tidak ada yang spesial untuk mampu membuatku sakit hati. Kenapa kali ini, aku merasa sesak yang sangat di dada?
kepada dìa yang aku tak rela untuk segera hìlang darì hadapanku?
entah, tidak ada alasan tercanggih apapun yang aku milìkì saat ìni. otak buntu. tìdak ada kata-kata yang tersisa untuk terucap

Kamis, 08 Oktober 2009

debu itu berkisah

debu di langit
jatuh ke bumi
berterbangan
dan hinggap di beberapa cuping telinga

tanpa disengaja.

mengurai kisah
tentang makhluk di alam sana

yang bukan manusia
katanya makhluk
setengah dewa
yang sukanya duduk-duduk dan
tertawa-tawa

melihat dan mencandai
manusia
yang bisa-bisanya

dan semau-maunya
atas namakan langit

langit yang belum
tergapai
dan tak akan pernah

manakala bencana merajalela

tertawa mereka disudahi sementara

mendung mengerubungi
dada

mengiringlah tiupan panjang sangkalala

tandakan waktu air mata langit
tercurah

basahi bumi
yang sedang berduka

wajah-wajah manusia memucat

berkaca pada cermin yang telah retak

dan terupailah wujud makhluk tak berkepala

hanya tampak
badan berwujud serigala

dan mulai melolonglah

meraung-raunglah!
...
meski tanpa kepala

debu pun telah selesai bercerita.


namun
yang tampak tetap sama

manusia masih bersenang-senang
di atas air mata dan darah

dan ternyata
benar-benar tanpa kepala!

kesalahan yang baru ku sadari

maafkan aku..

atas kesalahan
yang tak pernah
aku sadari..


saat kau
berbaur

bercampur
satu kerumun
para
pendisko gila

berlumur
bau alkohol
kau tiduri
banyak
pria

'mengapa?'

tanya kulantun..

'anakku
menantiku
dineraka,
aku hendak
menyusulnya
sesegera!'

'..aah,
aborsi yang kurancang'

diakah takdirku?

diakah takdirku?

ingat benar
masa mudaku
terikat kuat
belenggu
perjodohan

kuasa atasku
bernama
orang tua
menggiring aku
ke pelaminan

ragaku
berserah pasrah
malam itu
malam tanpa indah
kukenang

hati ini
telah ada
yang punya
menanti di sana,
mengiris hati,
tertawai takdir,
yang memperkosanya

masaku
tiada asa
kurasa
hampa kuisi sukma
meski ragaku
berbadan dua,
entah
masih dapatkah
disebut
buah cinta?

dia..
makin ku lupa
kunjung ku ingat

makin ku buang
kunjung ku sayang

entahkah
nafasku ini
memang
kusisakan
untuknya
hingga
pembaringanku
di peti..
detak nadi
yang
kupertahankan..
degup jantung
yang selalu
menyebutnya..
..untuk bertemu,
dan katakan..

..'engkaulah cintaku itu!'

kleodika

belia rupamu
dalam rongga
jiwa dewasa

manis hitam kulit
mencatat
tiap kesan
kau wanita tegar

hari tiada henti
berjalan
terisi
kucuran keringat
berpeluh hidup,
menguap sendiri

kanan kiri
tiada menarik,
cukup satu
dirimu kulirik

namanya
tidak bergaung
dalam gendang telinga,
nama itu
berdendang di hatiku
penuh cinta

'Kleodika..
Kleodika..
Kleodika..'

mendegup jantungku
semakin kencang,
memanah
hingga
ke dasar jiwa

tak perlu lama
membuat hatiku
bertekuk lutut

hadirnya
mempesonaku!

terpancar
aura hangat
bersampai
hingga ke hati
yang mulai mencair
dari kebekuan
musim salju

mata hati
yang kubutakan
tersembuhkan
lewat makna hidup
yang kau gambarkan,
keseharian

dari kaca
mobil mewah,
kupandang dia
sedang tertawa
penuh syukur
dengan teman-temannya

..di emperan,
tempat dia
menjajakan
buah-buahan..

kemana hatimu, disitu hatiku

dua puluh tiga tahun
nafasmu nafasku
seirama sudah

iringi mengisi
rongga hatimu hatiku
satu sekalbu,
mungkinkah?

tiada
tidak mungkin,
ada

mengekor kini penyakit
menggerogoti

pintaku dalam doa,
mengapa sia?
mengapa tiada?

detik menggandeng menit
duduk berdampingan
di pembaringan

tangan
kugenggam erat
menyelami saat

senyum sayang
itu pudar
terganti mulut mengatub,
lidah terikat meregang

wajah membiru
hendak hampiri maut
sempat ucapkan
'aku sayang kamu'..

hatiku tak terima!

kemana hatimu,
disitu hatiku

kini..
hatiku sedang memeluk hatimu kuat agar tidak ikut terbawa olehnya

diantara dua, dilemakah hati?

diantara dua..
dilemakah hati?

dua hati menanti
tanpa kepastian

kebisuan dan keheningan
jawaban sementara
yang dipikir cukup..
kini

dua hati
yang dilabuhkan
pada dermaga perhatian
seringkali gaungnya
beratasnamakan cinta

tali masih berutaskan
mengikat simpul mati
menahan pergi
meski dera ombak
dan angin menghempas
coba menolong

TIADA GUNA!

si pengikat temali
belajar khusus
memikat kuat
simpul mati
berkode rahasia,
dialah empunya

dilemakah hati?

dua perahu mendayuh-dayuh
di tempat,
menunggu setia
untuk dibawa berlayar
ke ujung dunia,
jelajahi samudera,
menantang badai hitam
tak diundang

diantara dua..

si empunya kode datang
dekati dua tali
terikat di dermaga

yang satu..
membakar gelora pikat
asmara
menggebu,
tiada akhir hidup terasa,
hanya indah
dan teramat indah

yang lain setelahnya,
menuai misteri akali,

detak penasaran
memberi nyawa kedua
bagi hari hampa,
setiap gerak
bahasa tubuh,
menarik paksa
untuk bertagih ria
bersua kembali

diantara dua..

bukanlah mudah..

dua hati
menelurkan air mata
desirkan harap
tuk dibawa berpelesir

mungkinkah dia empunya kuasa memilih?

dilemanya hati..

ternyata
dia menyayangi
dua hati
yang berjiwa

dengan ikhlas
dan senyum tulus
berpoles malaikat

dua hati itu pun dilepas..

dusta itu memanggilku

dusta itu
memanggilku
kembali

untuk menarikan
nyanyian
kenistaan

nikmat di dunia
anggaplah
seteguk sorga
terasa

neraka?
itu hanya dongeng
di alam berbeda

butaku
melihat penari
bergoyang gemulai
liuk meliuk

bisuku
ditahbis
kumpulan kata najis
membuai sukma
berzinah

tuli dirasuki
gaung
mendendangkan
bisikan iblis
meramu jiwa-jiwa
terperangkap

senyumku
titisan siluman
jelmakan hati
bersisik hewan
tak bertuan

tawa pun
berkendara
menuju alam baka
bersampai
menelan ajal berjejal

pelukku
membelit erat sekarat
ikatkan khianat dengan sekerat bejat

jangan
coba-coba
mendekat!


..bisa-bisa kau kulahap!

kopi pahit sebagai saksi hadirmu

jaring penyekat rindu
menangkapku
dalam jerat yang kutunggu

kejauhan
kian mendekat
desahkan
pilu nikmat
bersuluh hikayat

menetes
berkumpul
menggenang bersatu
dalam bulir melekat
penuh sarat
bertahta
menata jiwa
yang tergolek
dalam penantian

asa
kujaga setia
tanpa dinodai
meski
setitik keraguan

waktu senang
mencandai hatiku
yang gugup
berdegup resah
tersipu kemayu

tak pernah bersia
janji itu
kaulantunkan

janjimu
bukan deretan
kata sisa
tak bertuan,
bukan sepuhan

rentetan kesan
menyambangi hati
berbentuk
cinta terpupuk
diairi perhatian

tapakmu tiba!

tepat di masa yang memang tak bisa ditawar

kusambut hangat
melerai peluh
mengucur di dahi,
dua kancing teratas
kulepas
yang sempat
mengekang nafasmu
untuk berbebas

sofa segera
kausandari
punggung pahlawan
pencari makan

kopi pahit
mengepul panas
tersuguh di meja,

sebagai saksi hadirmu kembali..
..disini.

hatiku tak pandai mengarang

ah..
memang hatiku
tak pandai
mengarang

di hamparan
padang
sempatku
berlalu lalang

hendak ku
tuk berpulang
tp dia
tak kunjung
datang
menjemputku,
penantian
yang panjang

pada sebuah
tiang
pernahku
berucap riang
dendangkan
kisah
pertemuan kita
di bawah
langit berbintang

malam pun
mentertawai
kita bersikap
bersaling pandang

angin dingin
turut
mengalah
menikmati
aura hangat
rindu menyengat
kala
kita memadat

di bawah
pohon rindang
ingatku
menuas khayang
awangkan
khayalku
baui semerbak
bunga sakura
dalam
menghadirkan
bayangmu

terlupa

bahwa
dunia ini
bulat adanya
sedang
berputar menari
dengan
semestanya

aaah..
sungguh aku telah
terlelap,
menikmati
setiap legit
kisahku
kisahmu
kisah kita

yang kan kukisahkan
ke segala
penjuru dunia
bahwa

..aku telah
menjadi milikmu..

utuh.

jangan pertanyakanku

jangan pertanyakan
aku

perihalku
dengan
takdirku

toh,
apa yang
menjadi jalan
telah menanti
di depan pintu

pilihan
hanyalah rekaan
yang terlihat ada
namun
tak dapat
kuraba

tatkala
nyata
kuanggap ilusi,
tetap
mimpi buruk
mengiringi

menyayat
perlahan
menahan
perasaan
yang mereka sebut
cinta
tak
berpenghasilan

entah hati mereka
terwujud
seperti apa

menertawakan
hidup gelimangan harta
tanpa pernah
ku icip
apa itu bahagia

AMBIL!

tarik saja sekalian
nafasku!!

tak usah
berpura-pura
mengurai doa
kau peruntuk!


hidupku berakhir

kala
nadiku diputus takdir.

nasib manusia

nasib manusia bagai bermuara
di mata
telaga tua


tak pernah
berhenti
manusia berjalan

meniti langkah
pecuti diri
laju ke depan

mengitari hidup
bak lingkaran

ulangi
nafas kisah
yang mungkin sama

reguk kenikmatan
yang sifatnya
sementara

kepuasan
pun
tidak dapat
memuaskan
nafsu manusia

malah mendulang
dosa hingga langit
teratas,

kala manusia
berenang
bergaya binatang
kecipak kecipak

gambarkan
rupa
terjahat,
pertuhankan
zinah
dan neraka

oh, manusia
apakah carimu?

tuk bersampai
hingga kemanakah?

jawab manusia :

biar nasibku yang mendaur

sabbe satta bhavantu sukitata

satu langkah menuju
orang tua

dua langkah
menuju
pasangan jiwa

tiga langkah
menuju
keluarga

empat langkah
menuju
para sahabat

..dan butuh
ribuan langkah
menuju
diri sendiri (?)


sabbe satta
bhavantu
sukitata

perdengarkanlah bisik

perdengarkanlah bisik
yang katamu
telah mengusik
hatimu

bermain apik telusuri cemburu

sangka kiramu
terlalu menjauh
meruangkan
jarak
menebas
akal sehat
berbicara

aku tahu
karena
kau terlalu merindu

tapi
usahlah
ragu
beranak pinak

yang hanya hasilkan
dentuman
kegelisahan
membuncah

jika matamu
yang terbuka
tak mampu
melihat
kedalaman
hatiku

PEJAMKANLAH!

letakkan
telapak tanganmu
tepat
di belah dadaku
..dan
terjemahkanlah
detak jantungku
berdecak
iramai gundah

kala
ku berdua
bersamamu

siapa bilang kami tidak (bisa) pintar?

siapa bilang kami
tidak (bisa) pintar?

kami bukanlah
orang hebat
kami hanyalah
anak jalanan

hidup
serampangan
mengais makan
bukan jajanan

tahu diri
tertawai
kelaparan

teteskan peluh
hidupi kami
yang
bertujuh

boro-boro
sekolah
makan saja
ku suka
mengais
sampah

Putar otak
untuk bertahan
berdiri tegar
mempertahankan
lahan

tahukah kamu..
hidup ini hampir
kami taklukkan?

setiap masalah
tak pernah
membuat
gundah

sakit cemeti
tak pernah
kami tangisi

tawa bahagia
tidak membuat
kami berpuas

mencukupkan
kebutuhan
dari
segala
kekurangan


kawan..
itulah saudara

lawan..
bagi yang menekan

tanpa guru
kami berilmu

tanpa buku
kami telah banyak tahu

kami belajar
dari hidup yang
memberi ajar

siapa bilang kami
tidak (bisa)
pintar?

pintar itu milik semua!

dan
kami termasuk
pintar
dalam mengarungi
hidup,
yang
mereka sebut -susah!

tapi tak apa, aku suka

memang..


tanganmu..
tidak sehalus
yang dulu..

kulitmu..
tidak secerah
yang dulu..

wangimu..
tidak lagi
Elizabeth Arden..

gayamu..
tidak modis,
bahkan kini
ibu-ibu biasanya

tapi tak apa..
aku suka,


sejak kau
mencucikan
pakaianku
..

sejak kau
belanja ke pasar
mengepulkan
dapur
..

sejak kau
antar anak
kita ke sekolah
..

sejak kau
menyisihkan
uang belanja
untuk
dasiku
dan alat tulisnya

kau kini berubah,
amatlah
berbeda..

tak seperti
dulu lagi,

tapi tak apa,
aku suka..

hingga saat itu

hingga saat itu..

belum pernah kurasakan
apa itu amarah
semarah-marahnya,
belum pernah..


hingga hari itu..

belum pernah
kurasakan
rasa sakit
sepedih perihnya,
belum pernah..


hingga malam itu..

di tempat tidur,
kau kuketemukan
tergolek
dengan mulut berbusa
berdampingan
selembar kertas
bertuliskan

'ini bukan anakmu'

Selasa, 06 Oktober 2009

dan aku pun berharap

andai segalanya adalah mudah untuk kujabarkan padamu,
namun ternyata kata-kata pun telah habis tertelan senyap.

jika saja engkau dapat kuraih untuk kurengkuh,
agar dapat ku bisikkan kesesakkan yang kurasa,
hìngga kau pun dapat terlelap di pangkuan hatiku berbicara,
yang akhirnya
membawa kau tuk bermimpì indah.

Seandainya
dan andaikan saja,
langit yang mendung dan bergerimis ini dapat turut berempati,
untuk membiarkan pelangi dapat hadir dan menjuraikan busurnya,
tuk menyampaikan titik ku ke titik mu,
agar jarak yang terbentang sepanjang apapun jua,
tetaplah jarak yang dapat ditempuh dalam hitungan masa,
yang akan mempertemukan kita kembali di lipatan masa yang hendak terkenang, di gulungan waktu yang hendak meluruh,

..nanti.

tanya mencari jawabkah?

tanya meniti kaki
menyulam kata

hasilkan bias semu keraguan melangkah

telinga bosan jemu mendengar tanya tak berpuas diri

tanya mencari jawabkah?

diam bukan jawab!
tanya berkesal menggerutu

senyum mencibir!
apakah kau sirik padaku?

sinis menatap!
oh..itukah guna kau mempersekutukan mata?

raga pun digusur ngeloyor!
oh, sebuah kebahagiaankah kaubuat aku sendiri?

tanya mencari jawabkah?

duduk bukan di bangku,
berdiri tidak bertumpu kaki

pikiran kusut tanpa tanya bermaksud

simpan dimana?
tanya tak suka bersembunyi

jawab apakah penakut?

tanya kelilingi sebuah lingkaran

putaran bagai pusaran menelan gundah tak berujung

tanya putus asa!


'tanya mencari jawabkah?'..

asa putus seketika tersambung

tanya meniadakan 'hadir'

nyata berilusi
tanya bereinkarnasi

hadirlah tanya lain hidupkan tanya sebelum

dan..

tanya sebelum pun penuhi takdir

hati buta bertanya

hati buta bertanya apa itu baik dan jahat?

apa baik dan jahat musuh bebuyutan?

layaknya api dan air,mereka sama-sama bertahan di kodrati masing-masing

apa baik ada untuk meniadakan jahat, dan sebaliknya?

seperti dua dunia yang berlawanan visi-misi dan tujuan,
segala perlengkapan perang dikerahkan bersama ratusan kompi pasukan

apa baik hidup tatkala jahat mati, dan sebaliknya?

hidup baik tidak tergantung dari mati jahat, dan begitu pula sebaliknya,
baik hidup tatkala 'hadir'nya kau nyatakan 'ADA'
jahat mati itu bukanlah perkara,
tapi perihal melawan hakikat manusia

kemana dapat ku cari baik,
kemana dapat ku bersembunyi jauhi jahat?
janganlah kau cari!
semua berbalik ke dirimu sendiri.
apa yang kau rasa baik..
JADILAH ITU!
apa yang kau pikir jahat..
ITULAH ADANYA!

baik apakah benar?
jahat apakah salah?
baik dan benar
selayaknya
jahat dan salah!
baik bukan benar,
hanya baik dan benar saling menguatkan,
saling mengisi..
ada beberapa selisih pendapat,
meski tujuan mereka sama

apakah baik itu?
apakah jahat?
tak perlu diartikan,
terlebih dibuat jelas
hadir mereka nyata dan tiada
nyata saat kau berbuat
tiada ketika kau mengelak
dan apapun mereka,
hanya kau yang tahu

..akhir bukanlah terakhir,
tatkala buta itu sirna di kornea mata hati

engkaukah itu sahabat?

dua langkah tak cukup mengantarkan

angan bermain canda dengan harapan

bukan sipu yang kuhatur malu

terbuka salam yang bukan haram

diamku berbalas paham kau talu

senyum kuharumkan jiwamu

tawa menggelitik hati tak tahan

suka sematkan kenangan

duka terangkan arti setia

engkaukah itu sahabat?

si tua pemanggul beras

dibantu rekan setujuan diangkat ke pundak

sekarung beras terpapah menengadah

dia lelaki tua tukang panggul

menelan keringat hilangkan dahaga

lauk pauk terbilang makanan mewah

sarapan cukup berkudap air putih

lima kali hilir mudik paling pol

nafas terengah setengah setengah
menuju
jarak yang tak terbilang jauh

hanya kaki yang sulit berarak maju

menahan keras hidup dalam beban beras

tanpa mengeluh hanya terbatas tenaga

hasil tak memadai diterima senyum alhamdulillah

tak jarang gigi kerontang pun terpampang

melekat raut kian kerut alurkan marut

senja sedia berbagi kisahnya

dia si tua pemanggul beras

manusia berekor tiga

organ berdetak mengunyah nafas

telekuk badan ikuti kasur
pulas tertidur

nadi membuka nyawa darah berperahu

tulang bentuk raga irama makhluk berbudi

mulut suapkan manis harapkan hadiah

telinga pasang antena menanti kisah berantai

mata yang diseniorkan menjelajah daerah pedalaman tak terjamah

hati menolak tersenyum bahagia

akal dibelai bulus agar ma**us

jadilah manusia terbaik yang pernah ada

manusia berekor tiga

kami anak siapa?

kami anak siapa?

sedari lahir kumakan debu tanah

beranjak remaja
temanku gelimpangan sampah

dibawah terik mencabik

diberkahi mandi hujan

makan bukan kewajiban tapi pilihan

mimpi itu tak pernah ada, cuma dongeng belaka

ibuku jalanan
ayahku krecekan

jahat baik tiada beda

benar salah sama saja

dunia rimba kumenyebutnya

akhirnya waktunya tiba

ayah ibu yang tak pernah kutahu,
ada yang memberitahu

hati senang sangat bergirang

sebuah tulisan jelas terpampang

'fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara'

hahahaaa..aku tidak bodoh seperti dia

hahahaa..
aku tidak bodoh seperti dia..

dia yang bodoh tinggalkan aku

matanya buta tak berkornea

dia telah nikahi pujaan hati

aku disini tidak menangis, sayang

kusebut dia yang bodoh,
bukan aku!

senyumku melekat pekat tiap saat

tawa ku umbar sesukaku

kepala tak kuisi bayangnya

aku tak mau pikiranku bodoh, sama seperti dia!

kubiarkan saja kosong melongo

hampa tanpa denyut masalah

temanku serumah satu gedung

sapaku pasti dijawab tawa cekikik

candaku dijawab teriak satu meja

hadiah yang kupita teman sujud sembah jadikan dewa

dunia baruku penuh malaikat

makhluk bergerak tanpa punya maksud dalam karung

apa yang mau dilaku tanpa perlu yang dituju

hahahaa..
aku pun kini sedang tertawa terjungkal
mentertawai teman sekamar yang sedang mencekik boneka kesayangan

siapa bilang setan itu menjelma? (sekuel episode)

sejatinya wanita makan berpasangan

lain teori, lain pula yang terjadi
kedua mataku bersedia jadi saksi

seorang wanita gemulai menandai sebuah meja
duduk berdampingan kursi tak berpenghuni

tak banyak bicara tangan memanggil pelayan

hitungan sepuluh menit, hidangan tersuguh di muka
servis memuaskan pelanggan
terbersit dari senyum saat makanan tersaji di meja

tangan fokus
tunai kewajiban
mengerjai mulut
mengisi perut

karena lapar menuntut?
bukan!
gaya tubuh berbahasa tidak selera
sesekali apa yang dipiring dikoyak sekenanya
masuk ke mulut
ya, boleh-boleh saja

mata tak bisa berbohong
arah tatap tak ke hadapan
celinguk kiri
celinguk kanan
lirik memendam maksud

misteri yang mengandung aib
cukup disimpan ditelaah terlalu seronok untuk dikuak
drama yang menuntut peran
sandiwara berhadiahkan citra
terlalu bodoh bagiku bertanya dan memberi jawab

piring dalam layatan kerat daging
gelas bergincu merah bernyawakan anggur
terbiarkan 'nganggur

mata keasyikan mencari makanan lezat untuk dilahap
..
TERHENTI!
sekelebat dalam bayang..
siluet kebapakan membalas kerlingan mata

gemulainya dilepas tanpa busana
nakal menggoda pengumbar selera kini dikenakan

hitungan tidak cantik
cuma menarik terpancar aura mempesona

lima langkah menuju meja dengan aroma nafsu
dibalas sorot tajam panggilan mantra bernafas penggebu

piring dan gelas terdiam mencekam
takut disangka fitnah
mata ditutup dalam hitam

bisik menyisik berbalas tawa lelaki senyum liar
dua manusia saling beruntung peran
bahasa tubuh memberi isyarat
tahu sama tahu

masa bodoh amat
pergi tinggalkan meja berpenghuni piring dan gelas terkucil

bak sepasang burung dara tak terpisah
tangan digandeng erat bagai pasangan sesurga-seakhirat

(dan setelahnya..

aku tak tahu!
kedua mataku yang ku usung sebagai saksipun telah angkat tangan

aku sendiri cukup
ber-aksi tutup mulut..
dan mempersilahkan kalian menilai sendiri..)

siapa bilang setan ìtu menjelma?

duduk anggun
meneguk anggur
kecup bibir
tercelup di mulut gelas
merah menggoda
merah menyala

sibak rambut
gerah leher berkeringat
sebar aroma parfum menyengat

mata lempar lirik
mendelik entah kelilip

tangan menekan meja
siap santap
senjatakan pisau garpu
satu potongan
ditelan setelah tiga puluhan kunyah
entahkah takut tak tercerna

satu meja
beranggota
dua kursi
hanya satu terisi
satu lagi..
tak dicium pinggul

satu jam setengah terlewat
masih terekam sama
dia dengan kursi tak tercium pinggul

garpu pisau
berseteru setengah perjalanan
sabar menunggu
gigi mengadu kuat dengan kerat daging

delikan bukan kelilip
tapi genit nakal
bukan binal

hitungan menit
kelopak henti mengepak
menyorot tajam
ke sosok hitam
bayang di pojokan
siluet ke-bapak-an

tatap meluluh
tak tajam lagi
melemah..
bermanja..

simpul tarik senyum
menarik hati
meliarkan angan
si bayang di pojokan

hampir dua jam
'waktu' teruskan perjalanan
mana sempat perhatikan
adegan tak guna ber-sia

piring masih dilayat potongan kerat
tapi
tangan menandai usai
garpu pisau diletak bertindih menyilang
anggur kembali
mengecup bibir
tegukan penuhi mulut
tertelan lima hitungan

TEPAT!!

bayang itu tak lagi hitam
kemeja berdasi telah dipakaikan
rambut ke samping
khas lelaki eksekutif

kini
satu meja
beranggota dua kursi
kedua kursi yang mengecap ciuman pinggul

lima menit kurang
kedua pinggul berpindah
menjauhi kursi
ciuman tinggal kenangan
dua pinggul pun tak melepas
salam perpisahan
bahkan bayang pun luput berterima kasih

pesan terakhirkah?

raga tergolek
diam bersolek selimut kenamaan

raut telan tawa
menyimpan tangis sembunyi
hambar terpampang di wajah

bibir mengkatup pucat
beku menjalar
dingin meraba

tangan?
dua telapak saling menindih
entah diperlakukan sengaja
Ataukah itu posisi yg dipilihnya

rambut agak kucel
warna hitam legam
menyarunya

lima menit sebelum,
mata itu membuka setengah
mencoba cari pandang

dalam mulut igau
tanpa maksud meracau
kata-kata tak jelas
terucap mencuap

badanku bergetar
hati seakan mau memeluk
peluk mendekap rohnya yang akan terangkat
melayang mengudara

mata konsen dan tiada
seksama perhatikan
apa yang mau dikata
telinga tak berguna!
bahasa yang terdengar
bahasa tak terjemah

sia-siakah mata tak mengedip?
kenapa pesan itu tak sampai jua?

kini
hening tercipta
inderaku pun khidmat melemah
di hadapan nyata tersingkap
sebujur kaku masih segar
bersejajarkan kasur

masih dalam benak
coba menebak

pikiran berdenyut mempertanyakan maksud

apa yang menjadi pesan terakhir

dapatkah kau 'mengukur'diriku?

dapatkah kau 'mengukur' diriku?

bukan tinggi dgn meteran
bukan berat dgn kiloan
bukan pula lingkar pinggang,
ataupun panjang telapak kaki dlm nomor sepatu

bukan daya tahan lidah diclurit cabai
bukan pula lamanya ku menahan nafas selama di air
ataupun kuat mata utk tak berlelap hingga subuh menabuh

bukan cantik menjentik
bukan pula rupawan bak bangsawan
ataupun romantis berpuitis

bukan kecepatan ku mengetik,
bukan kecakapan berbicara
bukan pula pintar ku berbahasa
ataupun pandai merangkai kata

tp 'ukurlah' aku dari..

setiap tautan kata yg kuucapkan,
setiap kumandang janji yg kuikrarkan,
setiap deret laku yg kuperbuat,
setiap bongkah tingkah yg kucontohkan,
setiap 'nafas' yg kutarik lepas
tuk kuhirup dlm syukur atas segala badai masalah yg sedang menerjang

..hasil 'ukuran' itu,
cobalah kau bandingkan dgn


..perjuangan seorang ibu yg mngerang sakit luar biasa sakit,
mhadirkan buah hati lwt rahimny k dunia,

..bandingkan pula dgn..


..prgulatan istri mnelan kata 'cerai'
tatkala ssudahny harus mghidupi sndiri
empat mulut bernyawa

..ada lagi..


..anak malang tak brdosa dibuang spasang 'orang' yg mau 'enaknya' saja

dan tak kalah hebat..


..anak tak sempurna dbsarkn oleh seorang ibu sempurna,
yg mau mnerima kkurangan,
dan mjadikanny sbgai suatu klebihan, atau lebih tepatnya sebuah KEAJAIBAN..

..wah?!!
tak berarti lagi diriku bila diukur dg hal yg 'dperbandingkan' diatas?!

..tak selevel,
..tak mampu tenagaku menahan,
..jauh kalah!!


SUNGGUH MAHA KUASA,
TUHAN tlah mncipta 'manusia' yg tak mau 'mengukur' dirinya, tapi hidup dlm takaran 'kuat' yg mmbuat mereka 'hebat' melalui jalan-jalan yg semakin berkerikil dan berbatu..

jd..
masihkah dirimu berbangga hati dg 'ukuran' yg kamu miliki?

Senin, 05 Oktober 2009

Jumat, 02 Oktober 2009

dan karenanya, aku merasa sangat beruntung

Telah terjadi hal-hal indah yang tak mampu kujabarkan dalam jalinan kata-kata, meski seindah apapun jua.
Perasaan terbaik dari hatiku hendak melompat berjingkrak-jingkrakan. Dan
kala ku hendak menari,
ternyata tiada satu pun gerakan yang teringat juga terlintas di kepala. Dunia yang sedari tadi berputar, kini kuyakìni sempat terhenti sekedar untuk mengagumi lonjakan kegembiraanku yang memang tak akan dapat tersebutkan.
Mendung yang hendak menitikkan hujan pun, bahkan ikut-ikutan tertawa dalam kilat yang bersahut-sahutan dengan petir, karena
semuanya hendak merayakannya bersama-sama denganku.
Malam dan siang telah ku undang dalam kisahku yang kusadari tak dapat terbukukan.
Meski ku tahu pasti,
mereka tak mungkin datang sebagai sepasang kekasih, karena kesadaran masih melekat bahwa mereka ada dì beda dunìa. Saling tiada untuk menghidupi, saling hidup untuk meniadakan. Kesatuan rasa yang satu sama lain berkait-kaitan meski tak mungkin untuk dapat bersatu.
Pun pernah kuyakini mereka adalah sepasang kekasih yang terpisahkan oleh runutan waktu yang sungguh tidak dapat ditawar oleh mereka. Karena lakon hidup mereka merupakan cerminan jiwa mereka bukan?
Yang satu membawa cahaya dan yang lain yang mendekapnya. Agar keseimbangan adalah hal satu-satunya yang mungkin untuk terjadi, yang karenanya bumi masih bertahan pada sumbunya dalam perputarannya. Menyadari bahwa siang dan malam telah meninggalkan jejaknya di bumi. Agar salah satu diantara mereka masih dapat mengendus-endusi aroma pasangan mereka, walau tak dipertemukan sampai waktu menghembus nafas terakhirnya.
Dan jika memang itulah yang terjadi,
bukankah semua kisah cinta yang telah dipertemukan namun terpisah, masih merupakan kisah yang layak dikenang hingga tak sampai lekang?
Yaitu kesempatan yang pernah hadir, walau terhenti di titik nadir..

dan karenanya,
aku merasa sangat beruntung.