belia rupamu
dalam rongga
jiwa dewasa
manis hitam kulit
mencatat
tiap kesan
kau wanita tegar
hari tiada henti
berjalan
terisi
kucuran keringat
berpeluh hidup,
menguap sendiri
kanan kiri
tiada menarik,
cukup satu
dirimu kulirik
namanya
tidak bergaung
dalam gendang telinga,
nama itu
berdendang di hatiku
penuh cinta
'Kleodika..
Kleodika..
Kleodika..'
mendegup jantungku
semakin kencang,
memanah
hingga
ke dasar jiwa
tak perlu lama
membuat hatiku
bertekuk lutut
hadirnya
mempesonaku!
terpancar
aura hangat
bersampai
hingga ke hati
yang mulai mencair
dari kebekuan
musim salju
mata hati
yang kubutakan
tersembuhkan
lewat makna hidup
yang kau gambarkan,
keseharian
dari kaca
mobil mewah,
kupandang dia
sedang tertawa
penuh syukur
dengan teman-temannya
..di emperan,
tempat dia
menjajakan
buah-buahan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar