dua puluh tiga tahun
nafasmu nafasku
seirama sudah
iringi mengisi
rongga hatimu hatiku
satu sekalbu,
mungkinkah?
tiada
tidak mungkin,
ada
mengekor kini penyakit
menggerogoti
pintaku dalam doa,
mengapa sia?
mengapa tiada?
detik menggandeng menit
duduk berdampingan
di pembaringan
tangan
kugenggam erat
menyelami saat
senyum sayang
itu pudar
terganti mulut mengatub,
lidah terikat meregang
wajah membiru
hendak hampiri maut
sempat ucapkan
'aku sayang kamu'..
hatiku tak terima!
kemana hatimu,
disitu hatiku
kini..
hatiku sedang memeluk hatimu kuat agar tidak ikut terbawa olehnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar