Dan ketahuilah bahwa malam-malam yang sekarang adalah yang terakhir untuk kita reguk, maka adakah permohonan yang bisa aku penuhi untuk menciptakan kenangan yang tak kan terlupakan?
Untukku dan para penghuni malam yang selalu hidup dalam nafas-nafas mimpi yang kutebar menjelang ruang tidurku.
Agar malam-malam
selanjutnya adalah sebuah cerminan dari hatiku yang akan bercerita semasa hari-hari adalah awal yang tanpa akhir itu.
Dimana waktu telah lelap terantuk pada saat ia seharusnya terjaga.
Dan pertemuan pun tak akan menantikan datangnya perpìsahan meski semuanya akan terjawab di masa-masa yang tak pernah terduga.
ya.
Seperti waktu yang samar-samar ku kenal-kenali bahwa ketìdaksempurnaanlah yang telah membuatku berarti.
Agar aku dapat
menebus kesempatan-kesempatan yang terlewati dengan sia.
Agar mereka yang selalu datang untukku tahu bahwa hari-hari bukanlah hitungan menit yang dihasilkan dari perputaran bumi,
tetapi benang-benang rasa yang hendak dipintal tuk dijadikan lembaran-lembaran kenangan yang tak pernah terandai-andaikan terjadi, namun ternyata ada.
Dan mereka yang telah menarik diri dari titik pertemuan itu dapat perlahan-lahan datang, karena telah didengarnya panggilan itu.
Jeritan hati untuk kembali berjumpa.
Begitulah yang kuyakini hingga saat ini, bahwa malam-malam kemarin
jelas bukan
malam yang sama, dengan yang sekarang.
Maka beginilah akan kujadikan malam ini malam penentuan untuk membuktikan apakah perwujudan rasa yang telah berkehendak itu masih menyimpan angannya dalam aroma mewangikan kenanga, ataukah telah terbang dan semakin menjauhi untuk berpeluk dengan dunia tanpa hati dan dilewati dengan kekosongan itu?
pun segala yang kumiliki telah kusingkapkan,
tanpa pernah dapat ku ketahui di ruang dan masa yang mana,
aku telah lenyap dan menyatu dalam alam tuk bersenyawa,
abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar