dibantu rekan setujuan diangkat ke pundak
sekarung beras terpapah menengadah
dia lelaki tua tukang panggul
menelan keringat hilangkan dahaga
lauk pauk terbilang makanan mewah
sarapan cukup berkudap air putih
lima kali hilir mudik paling pol
nafas terengah setengah setengah
menuju
jarak yang tak terbilang jauh
hanya kaki yang sulit berarak maju
menahan keras hidup dalam beban beras
tanpa mengeluh hanya terbatas tenaga
hasil tak memadai diterima senyum alhamdulillah
tak jarang gigi kerontang pun terpampang
melekat raut kian kerut alurkan marut
senja sedia berbagi kisahnya
dia si tua pemanggul beras
Tidak ada komentar:
Posting Komentar