Selasa, 06 Oktober 2009

si tua pemanggul beras

dibantu rekan setujuan diangkat ke pundak

sekarung beras terpapah menengadah

dia lelaki tua tukang panggul

menelan keringat hilangkan dahaga

lauk pauk terbilang makanan mewah

sarapan cukup berkudap air putih

lima kali hilir mudik paling pol

nafas terengah setengah setengah
menuju
jarak yang tak terbilang jauh

hanya kaki yang sulit berarak maju

menahan keras hidup dalam beban beras

tanpa mengeluh hanya terbatas tenaga

hasil tak memadai diterima senyum alhamdulillah

tak jarang gigi kerontang pun terpampang

melekat raut kian kerut alurkan marut

senja sedia berbagi kisahnya

dia si tua pemanggul beras

Tidak ada komentar:

Posting Komentar