Selasa, 06 Oktober 2009

siapa bilang setan itu menjelma? (sekuel episode)

sejatinya wanita makan berpasangan

lain teori, lain pula yang terjadi
kedua mataku bersedia jadi saksi

seorang wanita gemulai menandai sebuah meja
duduk berdampingan kursi tak berpenghuni

tak banyak bicara tangan memanggil pelayan

hitungan sepuluh menit, hidangan tersuguh di muka
servis memuaskan pelanggan
terbersit dari senyum saat makanan tersaji di meja

tangan fokus
tunai kewajiban
mengerjai mulut
mengisi perut

karena lapar menuntut?
bukan!
gaya tubuh berbahasa tidak selera
sesekali apa yang dipiring dikoyak sekenanya
masuk ke mulut
ya, boleh-boleh saja

mata tak bisa berbohong
arah tatap tak ke hadapan
celinguk kiri
celinguk kanan
lirik memendam maksud

misteri yang mengandung aib
cukup disimpan ditelaah terlalu seronok untuk dikuak
drama yang menuntut peran
sandiwara berhadiahkan citra
terlalu bodoh bagiku bertanya dan memberi jawab

piring dalam layatan kerat daging
gelas bergincu merah bernyawakan anggur
terbiarkan 'nganggur

mata keasyikan mencari makanan lezat untuk dilahap
..
TERHENTI!
sekelebat dalam bayang..
siluet kebapakan membalas kerlingan mata

gemulainya dilepas tanpa busana
nakal menggoda pengumbar selera kini dikenakan

hitungan tidak cantik
cuma menarik terpancar aura mempesona

lima langkah menuju meja dengan aroma nafsu
dibalas sorot tajam panggilan mantra bernafas penggebu

piring dan gelas terdiam mencekam
takut disangka fitnah
mata ditutup dalam hitam

bisik menyisik berbalas tawa lelaki senyum liar
dua manusia saling beruntung peran
bahasa tubuh memberi isyarat
tahu sama tahu

masa bodoh amat
pergi tinggalkan meja berpenghuni piring dan gelas terkucil

bak sepasang burung dara tak terpisah
tangan digandeng erat bagai pasangan sesurga-seakhirat

(dan setelahnya..

aku tak tahu!
kedua mataku yang ku usung sebagai saksipun telah angkat tangan

aku sendiri cukup
ber-aksi tutup mulut..
dan mempersilahkan kalian menilai sendiri..)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar