sejatinya wanita makan berpasangan
lain teori, lain pula yang terjadi
kedua mataku bersedia jadi saksi
seorang wanita gemulai menandai sebuah meja
duduk berdampingan kursi tak berpenghuni
tak banyak bicara tangan memanggil pelayan
hitungan sepuluh menit, hidangan tersuguh di muka
servis memuaskan pelanggan
terbersit dari senyum saat makanan tersaji di meja
tangan fokus
tunai kewajiban
mengerjai mulut
mengisi perut
karena lapar menuntut?
bukan!
gaya tubuh berbahasa tidak selera
sesekali apa yang dipiring dikoyak sekenanya
masuk ke mulut
ya, boleh-boleh saja
mata tak bisa berbohong
arah tatap tak ke hadapan
celinguk kiri
celinguk kanan
lirik memendam maksud
misteri yang mengandung aib
cukup disimpan ditelaah terlalu seronok untuk dikuak
drama yang menuntut peran
sandiwara berhadiahkan citra
terlalu bodoh bagiku bertanya dan memberi jawab
piring dalam layatan kerat daging
gelas bergincu merah bernyawakan anggur
terbiarkan 'nganggur
mata keasyikan mencari makanan lezat untuk dilahap
..
TERHENTI!
sekelebat dalam bayang..
siluet kebapakan membalas kerlingan mata
gemulainya dilepas tanpa busana
nakal menggoda pengumbar selera kini dikenakan
hitungan tidak cantik
cuma menarik terpancar aura mempesona
lima langkah menuju meja dengan aroma nafsu
dibalas sorot tajam panggilan mantra bernafas penggebu
piring dan gelas terdiam mencekam
takut disangka fitnah
mata ditutup dalam hitam
bisik menyisik berbalas tawa lelaki senyum liar
dua manusia saling beruntung peran
bahasa tubuh memberi isyarat
tahu sama tahu
masa bodoh amat
pergi tinggalkan meja berpenghuni piring dan gelas terkucil
bak sepasang burung dara tak terpisah
tangan digandeng erat bagai pasangan sesurga-seakhirat
(dan setelahnya..
aku tak tahu!
kedua mataku yang ku usung sebagai saksipun telah angkat tangan
aku sendiri cukup
ber-aksi tutup mulut..
dan mempersilahkan kalian menilai sendiri..)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar