Selasa, 29 September 2009

Sekembaliku Kesana

rentang masa telah mengubur mayatku
di kedalaman tanah,
maka
yakinlah kini aku
tak berdaya
terasing dari gumpalan masalah,
jauh menuju
tempatku ditaruh,
dihantar sepasang
penjemput
nafas waktu
dalam iringan
ruang suara

dimanakah aku kini?
kaki tanpa tahu berjalan
karena
telapak tak menapak di sepanjang
awang yang tak sisakan
jejak

merantai semua resah
yang kupendam,
gontai sambut
kelesuan hidup
yang kremasikan
laju waktu, dan
menghilang
tanpa pernah sampai..

memejam
segala karam
menuju ke sebuah
perahu kalbu
didiamku meluruh,
mendesir dalam kayuhan seribu
malam,
meruas hingga ke tiap dermaga-dermaga,
bersinggah
hingga sampailah aku di dermaga tua,
yang hadirkan kenangan
masa kecil yang
gelayutkan
wajah-wajah
tak asing,
meriapkan luapan rindu inginku
mengadu

kupetik dedaunan dan
bunga berputik,
kujadikan satu
lalu kutumbuk hingga mengeluarkan sarinya,
yang mengaduk
rasa ku kembali
ke masa lampau,
membayangi kini
ditempatku berdiri pada udara,
menenun rasa-rasa nyaman ku berada,
tidak lagi kuberkuasa atasku,
yang terhidupi dari aroma-aroma kenangan yang hampir terlupakan
tanpa kukehendak

anganku melajukan ragaku,
bawah sadarku
memeluk jiwaku

bahkan hampir-hampir kematian dan kehidupan tiada dapat terbedakan,
dengan warna hitam diatas putih, dan salìng berketerbalikan sekalipun tidak memberi perasaan berbeda,
pun
hendak menyatakan kedekatan yang tiada dapat dijelaskan, menyerupai segala hal yang pernah kurupai dan mengenaliku,
dalam jaman-jaman tak terhìtung angka-angka, berkaitan satu sama lainnya
dengan aku sebagai bagian dari sebuah cerita yang tak sempat di historiskan,
dimana aku dapat menjadi dupa yang mengasap hingga ke langit, yang menyatu dan bersenyawa dengan unsur-unsur terkecil di udara untuk kemudian menghilang..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar