Senin, 28 September 2009

dua hal


Dua hal yang paling kubenci, yaitu ketidaksetiaan dan kepalsuan.
Apakah terlalu egois jika aku menginginkan adanya kesetiaan dan kebenaran?
Setiap orang tidak ada yang mau disakiti.
Dan menurutku, bagi kaum hawa, makna disakiti, berorientasi kepada perihal dikhianati, dalam teoritas ketidaksetiaan.
Aku tidak menyangkal bahwa wanita dapat menjadi salah satu oknum yang melakukan tindakan tidak setia. Aku juga tidak meragukan bahwa sebagian kecil pria dapat mematuhi hukum kesetiaan.
Yang aku menjadi pertanyaanku disini adalah berapa lama, dan ke arah manakah manifestasi suatu buah ketidaksetiaan dalam diri seseorang akan bertahan?
Ketidaksetiaan, berarti suatu sikap atau tindakan yang melanggar komitmen yang telah terjadi, bisa persahabatan, keluarga, pernikahan atau hubungan sosial lain.
Setiap orang berkewajiban untuk bertindak setia? Atau berhak untuk diperlakukan dengan setia?
Hmmm..lucu juga apabila perihal setia-tidak setia dipertautkan dengan sistem berimbang antara hak dan kewajiban,
tak akan ada habisnya.
Karena memang bukan sebuah pertanyaan untuk dijwab!
Kepalsuan, atau orang lebih mengenalnya sebagai kebohongan.
tidak ada orang yang belum pernah berbohong?!
Entah itu hasil riset, entah itu kudapat dari kata-kata orang bijak, tapi kusadari benar itu betul adanya.
Aku pun mengakui aku pernah melakukan suatu kepalsuan, kapan, dimana, apa, biar aku yg tau!!
Besarkah, kecilkah, biar aku yg menanggung itu!

Egoiskah jika aku membenci seseorang yang senang dengan kepalsuan, sementara aku adalah aktivis pasif di dalamnya?
Apakah kepalsuan berbuah suatu rasa jera, atau mungkin sedikit sesal, untuk kita tidak melakukannya
..lagi?
Tidak sedikit orang membela diri, dengan memberi nama kecil untuk sebuah kebohongan suatu kebaikan, dengan 'white lie'.
Tapi apa ngaruh? Kepalsuan tetaplah sbuah kepalsuan..tak bisa Anda rubah itu!
so what do you gonna choose?
It's all up to you..and you'll have to responsible with it!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar