Minggu, 13 Juni 2010

Hai, Kawan!

Hai, Kawan!

aku menyapamu
dari negeri yang belum terlepas dari kemiskinan

yang mendaulatkan diri telah merdeka dari penjajah

bertoleransi tinggi dan berbudi pekerti

negeri yang kaya
hasil alam dan pulau eksotik

menyebut diri
cinta bumipertiwi

mengaku pendidikan harus menjadi nomor satu


Hai, kawan!

aku menyapamu
dari negeri yang sama

negeri bernyawakan suara rakyat

yang telah sepakat
menuju adil sejahtera

duduk bersama di satu meja mufakat

bersatu teguh
tak sampai runtuh

tapi, Kawan..
ada beberapa hal
yang meresahkanku sangat

karena disini kemiskinan semakin menyengat

dikerubungi lalat
pengerat
tetap tak ada yang berani maju mendekat

sebutlah mereka pengecut yang mencari keselamatan sendiri

juga para pahlawan yang maunya merdeka tanpa perlu berjuang

janji-janji kosong para pembohong
ya itulah mereka
wahai 'pemborong'

dan
dalam ratusan tahun ke depan
sudah terprediksikan
ruang hijau sebatas penyekat

yang hadir di lorong-lorong jalan
sebagai ruang darurat

dan kini banyak dari mereka
yang mengaku-ngaku hebat

hingga para cendekia dan ahli-ahli warisnya
belajar berkata-kata hanya sekedar adu debat

jauh dari kesan hangat
menjabat rakyat
begitupun hukum yang berlaku
tanpa serat

Hai, Kawan!
apa kau mendengarkan?
karena masih berdiri aku
mengabarkan

berharap apa yang baru saja kukatakan

hanya akal-akalanku semata
agar aku dapat
menyapamu lebih lama




semoga..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar