Minggu, 08 November 2009

sebutlah nama-nama kami satu per satu

sebutlah
nama-nama kami
satu per satu

perkenalkanlah

nama kami rakyat,
bukan pejabat

melarat,
tapi bukan pengkhianat

akibat yang kami dapat
telah tersurat,
padahal sebab
tak nyatanya bermusabab

satu-satunya harta kami telah dirampas
paksa

dan kemana kami akan melangkah?

jadi,
kami memilih tuk pasungkan diri
atas nama harga diri
daripada berharap atas janji-janji

kamì hanya rakyat
yang menuju sekarat

inikah kiamat?

badan-badan telah menjadi jasad

otak-otak yang masih di kepala mending dimasak buat penambah selera saja

sudah susah-susah mencari yang terbaik tetap
tak berbeda

yang diatas,
semakin menapak

yang dibawah, siap-siap dì injak

aku memang rakyat
tapi bernasib budak

boro-boro mikir cempedak
untuk tidur, pun telah dirusak

sana sini
tak ada yang peduli!

ingin suarakan,
ingin teriakkan!

tapi tetap harus
lewat jalur

jalur yang ternyata berlajur-lajur

dan pasti beralur-alur,
pun
maju mundur
maju mundur

penuh tata
bernama kaidah
berwalikan hukum

dan terbawalah kami ke permainan
tebak-tebak angka

truth or 'dooorr!'?

ular berkepala dua berpusar di tangga

memonopoli-gamikan hak-hak suara

aaaarrggh..
lelaaah!!!

kan sudah kubìlang kami hanya rakyat

apa daya
jika kuasa tiada?
dan sesungguhnya..
aku berani bersumpah,
kami tidak berbohong

tapì tolong..
perkenalkanlah dirimu, tuan..

atas nama siapakah kamu hendak menjawab?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar