ini baru hari pertama, tuan
kok kami sudah dibawa ke kandang macan?
Lihatlah!
Daging-daging kami belum tumbuh,
bertunas dari tulang-tulang
darah yang mengalir
belum sesegar ulu
mata-mata kami pun masih sayu,
kelelahan menempuh perjalanan bermalam-malam
apakah masih layak diumpan?
mungkin
tuan berpikir
tak butuh tambun
ataupun rimbun
selama sesuap atau dua
cukup tawarkan dahaga
selayak-layaknya umpan
tetaplah berujung sebagai korban
tetapi, tuan,
bolehkah kami membuat sebuah permohonan,
dengan kuasa yang beratas belas kasihan?
'ijinkanlah kami, duduk di satu ruangan
tuk saling berhadap-hadapan
agar kami mengenali siapa-siapa yang telah
berjalan beriringan bersama-sama dengan kami satu perjuangan
biarkanlah kami saling memandang,
saling mengucap salam,
salam perjumpaan sekaligus salam perpisahan, yang akan menjadi meterai bagi kami,
meski kami hendak mati.
dan wahai tuan,
untuk itu kami akan mendoakan tuan,
supaya mata tetap berjumlah dua,
mulut tetap cukup satu, dengan
telinga
yang terpasang adalah berpuluh, jika mungkin beribu
agar lain ketika, tuan dapat lebih jelas mendengar suara
agar di lain-lain saat,
suara-suara itu tidak mungkin, dapat tuan indahkan
suara-suara nurani!
baik dariku, jugamu'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar