suara-suara jangkriklah yang menyebut-nyebut namamu kini,
mengkrik-krik sepanjang malam tanpa henti
disaat itulah aku tersadar
semua ruang beku mengenangmu
aku pun coba mengeja setiap bait perjalanan kasih kita
suara riang, suara sumbang,
datang
tiba-tiba mengejang
duduk sambil kipas-kipas,
kucoba menenang
tibalah aku memandang toples kaca
berisi seekor
kunang-kunang
yang dalam mimpi, diceritakan
itu wujudmu yang sekarang
aku terpana merana!
telah terbujur kaku tubuhmu
dalam raga sisa tanpa sayap melekat
aku tercekat!
seharusnya, aku melepasmu kemarin
sebelum nyawamu habis kurang udara
kukira kau akan bertahan
duduk di pinggiran, dan dapat menemaniku tidur
sambil mendengarkan aku bercerita tentang cinderela
namun kau payah!
tak dapat bertahan lebih lama
tidak ada airmata
tidak ada rasa sesal
tidak ada.
aku tahu besok kau akan datang dengan rupamu yang lebih rupawan..
seekor burung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar